GAYA - GAYA DAN MOMEN SEMBARANG
-
Gaya adalah
aksi suatu bodi terhadap bodi lain. Suatu gaya cenderung menggerakkan sebuah
bodi menurut arah kerjanya. Aksi sebuah gaya dicirikan oleh besarannya, arah
kerjanya, dan titik tangkapnya. Misal
Besaran gaya = 500 kg
Arah = tegak lurus
ke bawah
|
misal 1 cm = 100 kg
maka panjang garis = 5 cm
F Hukum Newton
-
Hukum Newton I adalah sebuah partikel akan tetap diam atau terus bergerak dalam
sebuah garis lurus dengan kecepatan tetap jika tidak ada gaya tak seimbang yang
bekerja padanya
-
Hukum Newton II adalah bila percepatan sebuah partikelnya sebanding dengan gaya
resultan yang bekerja padanya dan searah dengan gaya tersebut
F =
m.a
-
Hukum Newton III adalah bila gaya aksi dan reaksi antara bodi yang berinteraksi
memiliki besar yang sama, berlawanan arah dan segaris
F Komposisi Gaya
-
Gaya-gaya kolinier (colinear
forces) = gaya-gaya yang segaris kerjanya terletak pada satu garis lurus
-
Gaya-gaya koplanar (coplanar
forces) = gaya-gaya yang garis kerjanya terletak pada satu bidang rata
-
Gaya-gaya ruang (three dimensional
system of forces) = gaya-gaya yang bekerja didalam ruang
-
Gaya-gaya konkuren (concurrent
forces) = gaya-gaya yang garis kerjanya melalui sebuah titik sedang jika sebaliknya
disebut nonkonkuren
-
Gaya-gaya sejajar = gaya-gaya yang
garis kerjanya sejajar baik pada bidang rata maupun dalam ruang
Komposisi gaya
diberikan pada gambar 1.1 berikut:
Gambar
1.1. Komposisi gaya-gaya
Penandaan arah gaya
-
Gaya positif jika arah gaya ke
kanan atau ke atas
-
Gaya negatif jika arah gaya ke
kiri atau ke bawah
F Keseimbangan gaya.
-
Konsep dari gaya adalah suatu aksi
yang cenderung mengubah keadaan diam pada sebuah bodi ke keadaan dimana gaya
bekerja.
-
Pada gaya kolinier, gaya akan
seimbang bila jumlah aljabar gaya-gaya itu sama dengan nol. Misal P > G maka
benda akan ke atas, P < G benda akan keba-wah, P = G benda seimbang (lihat
gambar 1.2)
Gambar 1.2. Keseimbangan gaya
-
Pada gaya konkuren-koplanar, gaya
akan seimbang bila jumlah aljabar dari komponen-komponen pada sumbu X dan Y
yang sama dengan nol (gambar 1.3)
S Fx = 0
dan S Fy = 0
Gambar 1.3. Keseimbangan resultan gaya
P dapat diganti oleh m dan n bila:
- m Sin a + n sin b = 0 dan m cos a + n cos b = P
S X = 0 atau – mx
+ nx = 0 dan S Y = 0 atau my + ny – G = 0
-
Momen: besaran yang mengindikasikan
kemampuan dari sebuah gaya yang menyebabkan rotasi (perputaran). M = F.r , dimana r adalah
jarak gaya terhadap titik pusat tumpuan (A), lihat gambar berikut.
-
Gambar 1.4. Momen pada pengungkit paku dan penandaan momen
-
Momen bernilai positif apabila
mengakibatkan putaran searah jarum jam, dan sebaliknya bernilai negatif apabila
mengakibatkan putaran berlawanan arah jarum jam
-
Resultan momen dari beberapa gaya
terhadap suatu titik sama dengan jumlah aljabar dari momen setiap gaya terhadap
titik tersebut.
-
M1
= F1 x r1
M2
= F2 x r2
Resultan:
M = M1
+ M2
|
|
Gambar 1.5. Resultan momen
|
|
-
Teori Varignon: Momen sebuah gaya terhadap sebuah titik sama
dengan jumlah momen dari komponen-komponen gaya tersebut terhadap titik itu.
-
Gaya-gaya
pada tongkat umpil akan menimbulkan momen positif dan negatif terhadap titik A.
Apabila momen positif lebih besar atau sebaliknya, maka papan akan tidak
seimbang, lihat gambar 1.5.
Add caption |
Momen A = (-F1 x 2,5)+(F2 x 2) = 45 kgm
(positif)
Jika F2 digeser kekiri sehingga berjarak 1,25 m dari A
maka MA = (-30 kg x 2,5 m) + (60 kg x 1,25 m) = 0.
Hal ini berarti momen positif sama dengan momen negatif, tongkat
umpil dinyatakan seimbang.
Gambar 1.5. Gaya-gaya pada tongkat
umpil
-
Dua
gaya sejajar, sama besar, berlawanan arah dengan jarak tertentu (kopel gaya).
Momen terhadap titik O (MO) dapat dihitung: MO = P.a +
P.b = P.(a+b) = P.L. Jadi resultan dari pasangan gaya ini adalah momen, dan
tidak mungkin berupa suatu resultan gaya ataupun gaya-gaya seimbang, sekalipun
jumlah aljabarnya sama dengan nol. Pasangan gaya ini disebut gaya kopel, yang
menghasilkan momen-kopel (lihat gambar 1.6).
-
Torsi:
suatu gaya yang menimbulkan puntiran. Gaya bekerja menyilang terhadap
suatu sumbu. Garis kerja gaya tegak lurus sumbu dengan jarak d. Besar puntiran
pada sumbu akibat gaya ini dihitung sebagai: T = F.d.
-
Torsi
menganut hukum tangan kanan, yaitu bila ibu jari menunjuk ke arah sumbu maka
jari-jari yang lain merupakan gaya yang menimbulkan torsi negatif.
Definisi balok (beam)
Suatu
batang yang dikenai gaya-gaya atau pasangan gaya-gaya serta momen (couple)
yang terletak pada suatu bidang yang mempunyai sumbu longitudinal disebut balok
(beam). Gaya-gaya disini bekerja tegaklurus terhadap sumbu horisontal.
Balok konsole (cantilever)
Jika
suatu balok disangga atau dijepit hanya pada salah satu ujungnya sedemikian
sehingga sumbu balok tidak dapat berputar pada titik tersebut, maka balok
tersebut disebut balok gantung, balok kantilever (cantilever beam). Tipe
balok ini antara lain ditunjukkan pada Gb. 6-1. Ujung kiri balok adalah bebas
terhadap tekukan dan pada ujung kanan dijepit. Reaksi dinding penyangga pada
ujung kanan balok terdiri atas gaya vertikal sebesar gaya dan pasangan
gaya-gaya yang bekerja pada bidang balok.
Gb.
6-1
Balok sederhana
Suatu
balok yang disangga secara bebas pada kedua ujungnya disebut balok sederhana.
Istilah “disangga secara bebas” menyatakan secara tidak langsung bahwa ujung
penyangga hanya mampu menahan gaya-gaya pada batang dan tidak mampu
menghasilkan momen. Dengan demikian tidak ada tahanan terhadap rotasi pada
ujung batang jika batang mengalami tekukan karena pembebanan. Batang sederhana
diilustrasikan pada Gb. 6-2.
Gb. 6-2
Perlu
diperhatikan bahwa sedikitnya satu dari penyangga harus mampu menahan
pergerakan horisontal sedemikian sehingga tidak ada gaya yang muncul pada arah
sumbu balok.
Balok pada Gb. 6-2(a) dikatakan dikenai gaya
terkonsentrasi atau gaya tunggal; sedang batang pada Gb. 6-2(b) dibebani
pasangan beban terdistribusi seragam.
Suatu
balok disangga secara bebas pada dua titik dan menggantung di salah satu
ujungnya disebut balok menggantung (overhanging beam). Dua contoh
ditunjukan pada Gb. 6-3.
Gb. 6-3
Semua balok-balok yang kita
diskusikan diatas, kantilever, balok sederhana, balok menggantung, adalah balok
dimana reaksi-reaksi gayanya dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
kesetimbangan statis. Nilai reaksi-reaksi ini tidak tergantung pada perubahan
bentuk atau deformasi yang terjadi pada balok. Balok-balok demikian disebut
balok statis tertentu.
Jika jumlah reaksi yang terjadi pada
balok melebihi jumlah persamaan kesetimbangan statis, maka persamaan statis
harus ditambah dengan suatu persamaan sebagai fungsi deformasi balok. Pada
kasus demikian balok dikatakan statis tak-tertentu. Contoh-contohnya
ditunjukkan pada Gb. 6-4.
Gb. 6-4
Tipe pembebanan
Beban biasanya dikenakan pada balok
dalam bentuk gaya terkonsentrasi (bekerja pada satu titik), dan beban
terdistribusi seragam dimana besarnya dinyatakan sebagai gaya per satuan
panjang, atau beban bervariasi seragam. Tipe beban yang terakhir ini
diilustrasikan pada Gb. 6-5.
Balok dapat juga dibebani dengan
couple atau momen; besarnya biasanya dinyatakan sebagai Newton-meter (N.m).
Gb. 6-5
Ketika
balok dibebani dengan gaya atau momen, tegangan internal terjadi pada batang.
Secara umum, terjadi tegangan normal dan tegangan geser. Untuk menentukan
besarnya tegangan-tegangan ini pada suatu bagian atau titik pada balok, perlu
diketahui resultan gaya dan momen yang bekerja pada bagian atau titik tersebut.
Ini dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan-persamaan kesetimbangan.
Contoh 1.
Misalkan beberapa gaya bekerja pada balok seperti
ditunjukkan pada Gb. 6-6(a).
Gb. 6-6
Pertama
kita amati tegangan internal sepanjang bidang D, yang lerletak pada
jarak x dari ujung kiri balok. Untuk itu balok dipotong pada D
dan porsi balok disebelah kanan D dipindahkan. Porsi yang dipindahkan
kemudian digantikan dengan suatu efek untuk bagian sebelah kiri D yaitu
berupa gaya geser vertikal V bersama-sama dengan suatu momen M
seperti ditunjukkan pada Gb. 6-6(b).
Gaya V dan
momen M menahan balok sebelah kiri yang mempunyai gaya-gaya R1,
P1, dan P2 tetap dalam kesetimbangannya.
Nilai-nilai V dan M adalah positip jika posisinya seperti pada
Gb. diatas.
Tahanan momen
Momen
M yang ditunjukkan pada Gb. 6-6(b) disebut tahanan momen (resisting
moment) pada bagian D. Besarnya M dapat diperoleh dengan
menggunakan persamaan statis yang menyatakan bahwa jumlah seluruh gaya terhadap
poros yang melalui D dan tegak lurus bidang adalah nol. Jadi,
atau
Dengan demikian tahanan momen M
adalah momen pada titik D yang dibuat dengan momen-momen reaksi pada A
dan gaya-gaya P1 dan P2. Momen tahanan M
merupakan resultan momen karena tekanan yang didistribusikan pada bagian
vertikal pada D. Tegangan-tegangan ini bekerja pada arah horisontal dan
merupakan suatu tarikan pada bagian-bagian tertentu pada penampang melintang
dan suatu tekanan pada bagian-bagian lainnya. Sifat-sifat ini akan didiskusikan
di bab 8.
Tahanan geser
Gaya
vertikal V yang ditunjukkan pada Gb. 6-6(b) disebut tahanan geser (resisting
shear) untuk D. Untuk kesetimbangan gaya pada arah vertikal,
atau
Gaya V ini sebenarnya
merupakan resultan tegangan geser yang didistribusikan pada bagian verikal D.
Sifat-sifat tegangan ini lebih lanjut akan didiskusikan di bab 8.
Momen tekuk
Jumlah
aljabar momen-momen gaya luar pada satu sisi bagian D terhadap suatu
sumbu yang melalui D disebut momen tekuk (bending moment) pada D.
Untuk pembebanan seperti ditunjukkan pada Gb. 6-6, momen tekuk dinyatakan
dengan:
Jadi momen tekuk merupakan
kebalikan (arah) dari tahanan momen dengan besaran yang sama. Momen tekuk juga
dinotasikan dengan M. Momen tekuk lebih lazim digunakan daripada tahanan
momen dalam perhitungan karena momen ini dapat dinyatakan secara langsung dari
beban atau gaya-gaya eksternalnya.
Gaya geser
Jumlah
aljabar seluruh gaya vertikal disebelah kiri titik D disebut gaya geser
(shearing force) pada titik tersebut. Untuk pembebanan diatas dinyatakan
dengan . Gaya geser adalah berlawanan arah dengan tahanan
geser tetapi besarnya sama. Biasanya dinyatakan dengan V. Dalam
perhitungan gaya geser lebih sering digunakan daripada tahanan geser.
Konvensi tanda
Konvensi
atau kesepakatan pemberian tanda untuk gaya geser dan momen tekuk ditunjukkan
pada Gb. 6-7. Suatu gaya yang menyebabkan balok tertekuk dalam posisi cekung disebut
menghasilkan momen tekuk positip. Suatu gaya yang menyebabkan pergeseran porsi
batang sebelah kiri naik terhadap porsi batang sebelah kanan dikatakan
menghasilkan gaya geser positip.
|
||||||||||
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar