PENGEMBANMGAN PERANGKAT RPP BAHASA
INDONESIA: KETERAMPILAN MEMBACA
TINJAUAN
UMUM
Setelah mengikuti workshop ini
peserta program pendidikan profesi guru dapat: mengembangkan pembelajaran yang
mendidik, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pebelajaran, memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, mengembangkan penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi
untuk kepentingan pembelajaran, melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan
kualitas pembelajaran, mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara
kreatif dan efektif, mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir
keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, menguasai Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran diampunya.
1.
Kompetensi
Dasar Mata Kuliah
Setelah
mengikuti workshop ini peserta program pendidikan profesi guru dapat:
1.1.
Mengembangkan kompenen-komponen rancangan
pembelajaran
1.2.
Menyusun rancangan pembelajaran yang
lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, maupun di laboratorium
1.3.
Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pembelajaran
1.4.
Mendapatkan informasi yang mutakhir
tentang materi bahasa dan sastra Indonesia
1.5.
Menentukan aspek-aspek proses dan hasil
belajar yang penting untuk di nilai dan di evaluasi sesuai dengan karakteristik
bahasa dan sastra Indonesia
1.6.
Menentukan prosedur penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar
1.7.
Mengembangkan instrument penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar
1.8.
Mengadministrasikan penilaian proses dan
hasil belajar secara berkesinambungan dengan menggunakan berbagai instrument
1.9.
Menganalisis hasil penilaian proses dan
hasil belajar untuk berbagai tujuan
1.10. Melakukan
evaluasi proses dan hasil belajar
1.11. Memilih
materi bahasa dan sastra Indonesia yang sesuai dengan tingkat perkembangan
peserta didik
1.12. Mengolah
materi pelajaran bahasa dan sastra Indonesia secara kreatif, dan efektif sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik
1.13. Memiliki
pengetahuan tentang berbagai aspek kebahasaan dan budaya bahasa Indonesia yang
diampu
1.14. Menguasai
bahasa Indonesia yang diampu baik lisan dan tulisan secara reseptif dan
produktif beserta aspek kulturnya
1.15. Memahami
tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang diampu
1.16. Menguasai
Standar Kompetensi (SK) bahasa dan sastra Indonesia yang diampu
1.17. Menguasai
Kompetensi Dasar (KD) bahasa dan sastra Indonesia yang diampu
2. Prasyarat
: tidak ada
3. Metode
yang digunakan dalam workshop ini adalah diskusi, praktek, presentasi dan
auto-evaluasi
BAB I
Pengembangan
Perangkat RPP Standar Kompetensi Keterampilan Membaca Bahasa dan Sastra
Indonesia Kelas X
1.1.Pengantar
Bab
ini merupakan perpaduan dari kompetensi dasar yang akan dilatihkan. Bab ini
akan dipaparkan contoh pengembangan pendidikan untuk bidang studi bahasa dan
sastra Indonesia (subject specific peadegogy = SSP) dikembangkan dari standar
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang ada di kelas X semester I
sekolah menengan atas (SMA) tentang keterampilan membaca. Di dalam contoh SSP
yang disajikan ini meliputi seluruh komponen atau perangkat pembelajaran yang
diperlukan oleh seorang guru ketika mengajar. Komponen-komponen tersebut
meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), petikan silabus yang terkait
dengan SK dan KD LKS beserta kunci LKS/rambu-rambu penyelesaian LKS, KISI-KISI,
Lembar Penilaian (LP), LP aktivitas siswa beserta kunci LP, RPP persi
ringkasan, termasuk bahan ajarannya yang merupakan siswa.
Kelengkapan
perangkat pembelajaran tersebut diperlukan sesuai dengan salah satu tuntutan
dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang merupakan implementasi
kurikulu berbasis kompentensi (KBK) pada level sekolah. Oleh karena itu, guru
harus mampu mengembangkan perangkat pemmbelajaran secara mandiri yang dapat
digunakan di kelasnya sesuai dengan karakteristik/ kondisi siswa dan sekolah
tersebut selain itu tersedianya kelengkapan dalam perangkat pembelajaran akan
mempermudah guru dalam mengajar.
Keterampilan membaca merupakan
salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa SMA dalam belajar bahasa dan
sastra Indonesia. Dalam membaca, siswa diharapkan dapat berlatih secara konkrit
untuk menemukan informasi di dalam teks sederhana. Setelah menemukan informasi
siswa diharapkan dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Dalam melatih
keterampilan membaca ini, diintegrasikan juga keterampilan kebahasaan yang
lain, misalnya kemampuan memahami struktur kalimat bahasa Indonesia dan kalimat
efektif bahasa Indonesia dan melafalkan dengan benar sesuai dengan EYD.
Pelaksanaan pembelajaran
dikemas melalui model pembelajaran langsung dan kooperatif. Pembelajaran
langsung digunakan dalam memberikan apersepsi siswa berkaitan dengan tema yang
diajarkan. Pada saat siswa membaca teks dan berusaha menemukan informasi di
dalam teks, digunakan model pembelajaran kooperatif dan siswa dapat di bagi
dalam beberapa kelompok, tetapi bisa juga siswa bekerja dengan mandiri.
1.2.
Contoh
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Membaca dan Perangkatnya.
Berikut
ini akan dipaparkan contoh RPP keterampilan membaca kelas X semester I dan
perangkatnya.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA/MA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/I
Alokasi Waktu : 4 x 45menit
Standar Kompetensi:
Memahami berbagai
teks bacaan nonsastra dengan berbagai teknik membaca
Kompetensi Dasar
3.1 Menemukan ide Pokok berbagai teks nonsastra dengan teknik membaca cepat
(250 kata/menit)
Pokok Bahasan
Teknik membaca
cepat teks nonsastra
A. Indikator
Siswa mampu
1.
membaca
cepat teks dengan kecepatan 250 kata/menit
2.
menemukan
ide pokok paragraf dalam teks
3.
membuat
ringkasan isi teks dalam beberapa kalimat yang runtut
Keterampilan Sosial
1.
Siswa mampu berkomunikasi dengan baik
kepada teman-temanya untuk menyampaikan gagasan hasil dari membaca cepat.
2.
Siswa mampu menerima gagasan dukungan
ataupun sanggahan dari teman-temannya di dalam kelas maupun di luar kelas.
B. Tujuan
Pembelajaran
1. Siswa
membaca teks nonsastra dengan kecepatan 250 kpm.
2. Siswa
menemukan gagasan atau ide pokok tiap paragraf.
3. Siswa
membuat ringkasan isi bacaan
C. Materi
Pelajaran
· Teks
nonsastra
· Teknik membaca cepat
· Rumus
membaca cepat
· Fungsi
membaca cepat
MATERI
MEMBACA CEPAT
SISTEM MEMBACA CEPAT DAN EFEKTIF
A. PENDAHULUAN
Manusia modern
tampaknya tidak dapat melepaskan diri dari media komunikasi. Salah satu media
komunikasi yang banyak dihadapi adalah media tulus baik buku teks maupun media
massa. Setiap hari kita disuguhi banyak media massa., apalagi dalam era
keterbukaan dan reformasi seperti saat ini. Apabila kita tidak menaruh
perhatian pada media massa tersebut, pastilah kita akan tertinggal. Sebaliknya,
apabila kita ingin membaca semua informasi tulis tersebut, pastilah banyak
waktu tersita hanya untuk membaca. Untuk itu ketrampilan membaca dengan cepat
dan efektif perlu dimiliki oleh semua pihak baik pelajar, mahasiswa, maupun
manusia lain yang ingin terlibat secara aktif dalam percaturan kehidupan.
Ada berbagai jenis
membaca dan masing-masing jenis mempunyai spesifikasi dan fungsi khusus. Untuk
itu, jenis-jenis tersebut perlu dipahami sehingga kita dapat semakin
meningkatkan kemampuam membaca baik kemampuan membaca cepat maupum kemampuan
membaca efektif.
Membaca adalah suatu
proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan
yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis.
Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan
akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara
individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang
tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses
membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodgson 1960 : 43-44).
Dari
segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan
sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dan
menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan
sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan
makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan
tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna. (Anderson 1972 : 209-210 ).
Istilah-istilah
linguistik decoding dan encoding tersebut akan lebih mudah
dimengerti kalau kita dapat memahami bahasa (language) adalah sandi (code) yang
direncanakan untuk membawa/mengandung makna (meaning). Kalau kita menyimak
ujaran pembicara maka pada dasarnya kita men-decode (membaca sandi) makna
ujaran tersebut. Apabila kita berbicara, maka pada dasarnya kita meng-encode
(menyandikan) bunyi-bunyi bahasa untuk membuat/mengutarakan makna (meaning).
Seperti juga halnya berbicara dalam dalam bentuk grafik, maka menulis pun
merupakan suatu proses penyandian (encoding
process), dan membaca sebagai suatu penafsiran atau interpretasi terhadap
ujaran yang berada dalam bentuk tulisan adalah suatu proses pembacaan sandi (decoding proceIss). Beberapa ahli lebih
cenderung memakai istilah recording (penyandian kembali) untuk menggantikan
istilah reading (membaca) sebab pertama sekali lambang-lambang tertulis (written symbols) diubah menjadi bunyi,
dan kemudian barulah sandi itu dibaca (are decoded). Menyimak dan membaca berhubungan erat karena keduanya
merupakan alat untuk menerima komunikasi. Berbicara dan menulis berhubungan
erat karena keduanya merupakan alat untuk mengutarakan makna, mengemukakan
pendapat, mengekspresikan pesan. (Anderson 1972 : 3).
Di
samping pengertian atau batasan yang telah diutarakan di atas maka membaca pun
dapat pula diartikan sebagai suatu metode yang kita pergunakan untuk
berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain,
yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada
lambang-lambang tertulis. Bahkan ada beberapa penulis yang seolah-olah
beranggapan bahwa “membaca” adalah suatu kemampuan untuk melihat
lambang-lambang tertulis serta mengubah lambang-lambang tertulis tersebut
melalui fonik (phonics = suatu metode pengajaran membaca, ucapan, ejaan
berdasarkan interpretasi fonetik terhadap ejaan biasa) menjadi/menuju membaca
lisan (oral reading). Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk
memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di
dalam kata-kata yang tertulis. Tingkatan hubungan antara makna yang hendak
dikemukakan oleh penulis dan penafsiran atau interpretasi pembaca turut
menentukan ketepatan membaca. Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis
tetapi berada pada pikiran pembaca. Demikianlah makna itu akan berubah, karena
setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dia pergunakan
sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut. (Anderson 1972 :
211).
B. MEMBACA
CEPAT
Yang dimaksud membaca
cepat adalah sistem membaca dengan memperhitungkan waktu baca dan tingkat
pemahaman terhadap bahan yang dibacanya. Apabila waktu bacanya semakin sedikit
dan tingkat pemahamannya semakin tinggi, maka dikatakan bahwa kecepatan baca
orang tersebut semakin meningkat.
Pada umumnya orang yang
belum pernah mendapat latihan membaca pasti memiliki kecepatan baca yang lebih
rendah dari kemampuannya. Ada beberapa hal yang menyebabkan rendahnya kecepatan
baca seseorang, antara lain
a.
Kebiasaan lama yang telah mendarah daging seperti menggerakkan bibir untuk
melafalkan, menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri, dan menggunakan jari atau
benda untuk menunjuk kata-kata yang dibacanya.
b. Tidak
agresif (tidak bersemangat) dalama usaha memahami arti bacaan.
c. Persepsinya
kurang sehingga lambat dalam menginterpretasikan apa yang dibacanya.
Ada beberapa
faktor yang menyebabkan kecepatan baca seseorang terhambat, antara lain
a. Vokalisasi,
yaitu membaca sambil bersuara atau mengucapkan kata demi kata yang dibacanya.
b. Gerakan bibir
pada waktu membaca baik bersuara mauapun tak bersuara.
c. Gerakan
kepala mengikuti kata-kata yang dibacanya.
d. Menunjuk
(dengan jari atau alat lain) kata-kata yang dibaca pada waktu membaca.
e. Regresi,
yaitu gerakan mata melihat kembali beberapa kata yang telah dibacanya.
f. Subvokalisasi,
yaitu melafalkan apa yang dibacanya dalam hati atau pikiran.
Untuk
meningkatkan kecepatan baca kita, pertama-tama perlu mengukur kecepatan baca
kita. Untuk itu, perlu diadakan pengukuran kecepatan baca. Rumusnya: (Jumlah
kata yang dibaca dibagi jumlah detik untuk membaca dikalikan 60) dikalikan prosentase
pemahaman.
Kecepatan baca
bergantung pada kebutuhan dan bahan yang dihadapinya. Pada umumnya kecepatan
baca dapat dirinci sebagai berikut :
a.
Membaca secara skimmming dan scannning (lebih dari 1000 kpm)
Tipe membaca seperti ini biasanya digunakan untuk
-
mengenal bahan-bahan yang akan dibaca
-
mencari jawaban atas pertanyaan tertentu
- mendapat
struktur dan organisasi bacaan serta menentukan gagasan umum dari bacaan
b.
Membaca dengan kecepatan tingngi (500 – 800 kpm)
Tipe membaca seperti ini biasanya digunakan untuk
- membaca
bahan-bahan yang mudah dan telah dikenali sebelumnya
- membaca
novel ringan untuk mengikuti jalan ceritanya.
c.
Membaca secara cepat (350 – 500 kpm)
Biasanya digunakan untuk
- Membaca
bacaan yang mudah dalam bentuk deskripsi dan bahan-bahan nonfiksi lain yang
bersifat informatif.
- Membaca
fiksi yang agak sulit untuk menikmati keindahan sastranya dan mengantisipasi
akhir cerita.
d.
Membaca dengan kecepatan rata-rata (250 – 350 kpm)
Biasanya digunakan untuk
- membaca
fiksi yang komplek untuk analisis watak dan jalan ceritanya.
- membaca
nonfiksi yang agak sulit untuk mendapatkan detail, mencari hubungan, atau
membuat evaluasi ide penulis.
e.
Membaca lambat (100 – 125 kpm)
Biasanya digunakan untuk
(1)
mempelajari
bahan-bahan yang sulit dan untuk menguasai isinya.
(2)
Menguasai bahan-bahan ilmiah yang sulit dan
bersifat teknis
(3) Membuat analisis bahan-bahan bernilai sastra klasik
(4) Memecahkan
persoalan yang ditunjuk dengan bacaan yang bersifat instruksional (petunjuk).
C. METODE
MENGEMBANGKANKECEPATAN MEMBACA
Kecepatan membaca dan keefektifannya dapat
ditingkatkan. Hal yang perlu diingat adalah pertama ialah sarana untuk
meningkatkan kecepatan
membaca. Kedua
adalah bahwa kecepatan dan keefektifan membaca (kemampuan membaca secara umum) itu
bukan merupakan kemampuan
bawaan. Kemampuan membaca adalah kemampuan yang merupakan hasil latihan, yang
barangkali didukung
pula oleh faktor-faktor bawaan tertentu. Akan tetapi, kemampuan membaca adalah
hasil dari pembiasaan dan latihan sehingga diperoleh tahap yang tinggi
keefektifannya. Kebiasaan membaca sehari-hari adalah penentu dalam
latihan.
Kenyataan sehari-hari
bahwa untuk tujuan tertentu, kita perlu menggunakan kemampuan membaca cepat untuk mengambil makna
bahan bacaan secara efektif dan efisien. Ambillah contoh ketika kita dihadapkan pada sebuah
buku menarik di sebuah toko
buku, sementara waktu yang tersedia terbatas, serta tidak memungkinkan membeli buku tersebut. Untuk
mengetahui keseluruhan isi buku secara cepat semacam ini kita perlu teknik tertentu
dalam membaca cepat. Atau misalnya bila kita menghadapi ujian sekolah. Buku di
meja menggunung, sementara
waktu yang ada hanya semalam. Maka, dangan terpaksa kita harus membaca buku tersebut
dangan cepat.
Persoalannya sekarang
ialah bagaimana cara meningkatkan kecepatan membaca yang kita miliki hingga sampai pada
taraf yang efektif. Di sini akan kita bicarakan
beberapa metode
yang kita kembangkan dangan sejumlah latihan, satu metode yang dianggap
efektif dalam meningkatkan kecepatan membaca.
1. Beberapa Metode untuk Meningkatkan
Kecepatan Membaca dan Efektif
(1) Metode Kosakata
Metode kosakata adalah metode mengembangkan kecepatan
membaca melalui
pengembangan kosakata. Artinya, metode ini mengarahkan perhatian pada aspek perbendaharaan kata seorang pembaca. Bagaimana
caranya? Kosakata seseorang itu terbatas jumlahnya, dan akan selalu berkembang terus sesuai
dangan kemampuannya. Latihan meningkatkan dan
menambah kosakata baru dangan cepat dan dalam jumlah yang banyak inilah prinsip metode
kosakata di
atas.
Dasar pikiran metode ini sudah jelas, yaitu semakin
besar dan semakin
banyak perbendaharaan kata seseorang, semakin tinggi kecepatan membacanya. Akan tetapi, tampaknya
metode ini tak banyak dipakai orang. Sebab nyatanya perbendaharaan kata yang besar tidak
menjamin kecepatan membaca seseorang. Atau dangan kata lain, peningkatan jumlah
kosakata baru belum tentu diikuti oleh kecepatan membacanya. Yang mungkin
terjadi ialah bahwa kekayaan akan kosakata, akan menjamin kelancaran mencerna setiap kata yang dibaca
seseorang. Akan tetapi, sebagai sarana penunjang, tak ada jeleknya sarana metode
ini diikuti, yaitu belajar menambah perbendaharaan kosakata terus-menerus melalui media bacaan baru.
(2) Metode motivasi (minat)
Mengapa disebut metode motivasi (minat)? Cara kerjanya ialah memotivasi para
pemula (pembaca yang mengalami hambatan dalam kecepatan membacanya) dangan berbagai macam
rangsangan bacaan yang
menarik sehingga tumbuh minat membacanya. Dari sini kemudian diharapkan muncul kebiasaan
membaca tinggi, yang pada akhirnya
meningkat pula kecepatan dan pemahamannya terhadap bacaan. Mengapa biasa diasumsikan demikian?
Pikiran yang mendasari lahirnya metode ini ialah semakin tertarik atau berminatnya seseorang pada jenis
buku tertentu, semakin tinggi kecepatan dan pemahaman seseorang. Demikian sebaiknya,
bila seseorang membaca buku yang
kurang disukai, maka ia akan membaca dangan kecepatan yang rendah. Atau dangan kata lain, minat terhadap bacaan itu mempengaruhi
daya ingat seseorang. Oleh karena
itu, untuk meningkatkan kecepatan
membaca anak didik, diberikan motivasi, dan rangsangan membaca dangan buku-buku atau bahan bacaan yang diminatinya.
(3) Metode bantuan alat
Metode ketiga yang pernah dikembangkan untuk
meningkatkan kecepatan dan kecermatan membaca anak didik adalah melatih kecepatan membaca itu
dangan bantuan alat. Ketika
seorang membaca (melihat baris-baris bacaan, gerak matanya dipercepat dangan bantuan alat yang berupa ujung pensil,
ujung jari, atau alat penunjuk khusus dari kayu. Gerak mata dibantu oleh gerak
ujung alat yang digunakannya.. Pertama dangan kecepatan rendah, kemudian dipercepat, dipercepat, dan terns dipercepat.
Jadi, kecepatan mata mengikuti kecepatan gerak alat.
Metode ini memperoleh hasil cukup memuaskan. Terjadi peningkatan membaca yang
memadai. Akan tetapi, pada akhirnya diketahui efek negatifnya, yaitu adanya
ketergantungan pada alat bantu yang digunakan. Begitu alat dihilangkan, kecepatan
membaca kembali seperti
semula.
Bacalah
teks berikut ini. Tingkatkan kecepatan membaca Anda dari awal hingga akhir
teks. Tuntunlah mata Anda dangan gerakan ujung jari, semakin lama semakin
cepat. Jangan lupa mencatat kecepatan membaca Anda!
Bacaan I
AKU PENERUS PERJUANGANMU
Waktu mulai jam..., menit
.... detik ....
Sudah kuketahui, semenjak duduk di bangku sekolah
dasar, tanggal 28 Oktober selalu diperingati oleh segenap warga negara di
seluruh penjuru tanah air sebagai hari "Sumpah Pemuda" dangan penuh
khidmat, agung, serta bangga. Betapa tidak! Hari itu adalah hari bangsa
Indonesia menemukan jejak penuntun jalan ke arah pintu gerbang mendobrak
penjajah yang merenggut kemerdekaan dan memecah belah bangsa Indonesia.
Kalau terkenang akan hari bersejarah itu, maka
sesaklah dadaku, penuh dangan seribu satu macam pertanyaan, dan aku diliputi
bermacam angan-angan yang menerawang ke masa-masa silam, yaitu 17 tahun
sebelum Indonesia merdeka. Di
hadapanku seolah-olah terbentang layar membayangkan kembali segala kejadian lama yang
telah ditelan masa, tetapi masih tumbuh dalam hati dan jiwa muda yang berdarah juang dan bersemangat menyala-nyala, serta penuh rasa tanggung jawab
terhadap nusa dan bangsanya.
Terlukisalah saat-saat mereka menghimpun diri memulihkan persatuan antarsuku bangsa dari Sabang sampai Merauke.
Kongres Pemuda itu diadakan di
Jakarta, pada tanggal 28 Oktober 1928, dan diikuti oleh perkumpulanperkumpulan pemuda seperti Jong Java, Jong Celebes,
Jong Ambon, dan Tri Koro Darmo.
Tergambar pula dalam benakku saat pemuda-pemuda pejuang bangsa itu dalam kongresnya mengucapkan sumpah
bahwa mereka bertanah air satu, tanah air Indonesia; berbangsa satu, bangsa
Indonesia; berbahasa satu, bahasa
Indonesia. Tampak di pelupuk mataku saat mereka mendengungkan lagu Indonesia Raya karya Wage Rudolf Supratman
sebagai lagu perjuangan yang baru pertama kali didengungkan dalam
kongres itu.
Maka sangatlah tepat tanggal 28 Oktober diperingati dan dirayakan semeriah mungkin serta sekhidmat-khidmatnya.
Seperti kebanyakan anak-anak sekarang, aku pun ketika duduk di sekolah dasar dulu, tidaklah mengingat makna hari perayaan
itu dangan baik.
Aku hanya mengikuti upacara, mendengarkan ceramah
bapak kepala sekolah saja, dan
setelah itu tidak menjadi pikiran lagi. Biasanya, pada waktu mengikuti upacara, yang kupikirkan hanyalah
berpakaian sebaik mungkin tanpa
memperbincangkan maksudnya sedikit pun. Akan tetapi, bukanlah hal itu karena guruku kurang memberikan penerangan.
Mungkin karena aku saja yang malas
berpikir, atau mungkin pula karena aku masih hijau dan belum mampu mengamati serta menghayati penjelasan Bapak
Guru ketika itu. Kini, setelah aku
duduk di bangku sekolah lanjutan pertama, barulah sedikit demi sedikit aku
dapat memahami dan menghayati makna hari perayaan Sumpah Pemuda itu.
Dapat pula kuselami pengorbanan dan perjuangan para pahlawan bangsa yang dangan tegas dan berani menentang
kekuasaan penjajah yang bertindak
sewenang-wenang terhadap bangsa Indonesia serta menimbulkan penderitaan lahir batin yang tak terhingga pedas
getirnya.
Alangkah luhur pengorbanan pahlawan bangsaku yang
teguh dan tekun itu. Mereka telah dapat menimbulkan kembali rasa jiwa dan
kepribadiannya
yang hampir dikecoh bangsa lain. Mereka telah memperlihatkan kegigihannya berjuang menghadapi bangsa
lain meskipun senjata mereka sangat sederhana.
Berkat perjuangan mereka itulah, aku khususnya,
bangsa Indonesia umumnya, kini dapat mereguk keindahan dan kekayaan alam Indonesia yang berlimpah ruah.
Memang, faktor inilah yang menarik
bangsa lain untuk mengadu untung di bumi Indonesia dan sekaligus menguasainya.
Aku bertanya-tanya sendiri, "Dapatkah aku
meneruskan perjuangan pahlawan-pahlawan? Alangkah bangganya jika kelak aku dapat
meniru perbuatan kesatria
mereka. Kini aku telah menggenggam hasil perjuangan bangsaku' yang telah
pergi, dapatkah pula aku mempertahankannya?"
Kadang-kadang timbul pula rasa benci dan dendamku kepada bangsa yang telah menjajah bangsaku sehingga bangsaku
kini mengalami berbegai kesulitan.
Meskipun telah dapat ditanggulangi pemerintah, sedikit banyak bekas-bekas penjajahan itu masih terasa menyiksa
lahir batin bangsa Indonesia.
Melihat negara-negara
besar yang amat maju, timbul pula rasa iriku, kapan Indonesia dapat setaraf dangan
mereka? Padahal, kalau kuingat-ingat, alangkah pandirnya aku ini. Indonesia yang baru beberapa
puluh tahun mengecap
nikmatnya kemerdekaan ini ternyata sudah dapat mengikuti perkembangan dunia,
bali ekonomi, politik, maupun kebudayaan, benar-benar merupakan karunia Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih.
Dangan seketika, rasa iriku, benci, dan
dandam itu lenyap dari benakku, berganti dengan rasa syukur kepada Allah yang telah merahmatkan kurnia-Nya kepada
bangsa Indonesia. Bermacam kejadian,
kebahagiaan, keprihatinan, dan bermacam cobaan lain. Semua itu menunjukkan
kebesaran-Nya kepada kita sebagai umat-ya.
Cobaan memang dapat
membuat manusia hilang keseimbangannya sehingga mudah putus asa dan semangat. Akan tetapi, orang yang berpegang teguh kepada
agama akan selalu sadar menghadapi percobaan itu. Rupanya, aku sudah
terlalu dipengaruhi lamunan dan
angan-angan sehingga menghabiskan waktu dua jam pelajaran untuk merenung sendiri.
Kebetulan sekali, pelajaran yang kuhadapi sekarang adalah pelajaran
Kewarganegaraan, dan untuk menyambut peringatan Sumpah Pemuda yang baru kami adakan pagi
tadi, Pak Guru bersedia mengisahkan lagi perjalanan suka duka bangsa
Indonesia.
Baik benar guru kami itu, ia selalu mengabulkan
permintaan kami.
Lebih-lebih bila kami
memohon kisah-kisah yang bersejarah dan bersangkutan dangan pelajaran
kewarganegaraan. Bapak Guru pandai sekali bertutur kata, menggugah hati
murid-muridnya. Jika ia bercerita tentang kegembiraan, semua anak tak ada yang
murung. Sebaiknya, jika ia bercerita
tentang kedukaan, semua anak turut terharu mendangarnya. Kali ini, ia telah
mulai dangan ceritanya.
"Hari ini adalah tanggal 28 Oktober. Nah,
anak-anakku, untuk memenuhi permintaan kalian, Bapak akan membeberkan kisah yang
berkiaar pada sejarah hari ini.
Baiklah Bapak mulai ...."
Bapak Guru bercerita dangan penuh perasaan dan mimik
yang sungguhsungguh mengungkapkan kembali lembaran-lembaran kisah lama kepada kami. Entah karena cara
berceritanya amat menarik, atau karena ceritanya baik, kami semua tak ada yang membuka
mulut. Kami terpaku di tempat masing-masing sambil mengikuti gerak-gerik Pak Guru yang
hilir mudik di depan kelas. Demikian besar pengaruh kisah itu hingga kami
diliputi suasana yang
hening sekali. Hanya napas kami yang terdangar di antara cerita Pak Guru.
"Anakku, teguhkanlah hatimu agar pendirianmu
tetap, tak mudah dipengaruhi orang lain. Ketidakteguhan hati itulah yang
menyebabkan nenek moyang kita akhirnya hidup bercerai-berai. Mudah-mudahan
kalian menjadi bungs bangsa yang perwira, kesatria, bercita-cita luhur
dan dapat dipercaya."
Setelah berhenti sejurus, Pak
Guru melanjutkan pula, "Lanjutkanla cita-cita pahlawan! Lindungilah negaramu dari
cengkeraman tangan asing. Marilah kita songsong peringatan hari Sumpah
Pemuda ini dangan jiwa yan tutus, semangat yang menyala-nyala, serta
cita-cita yang luhur untuk membangun negara
dan bangsa agar terpelihara dari marabahaya yang akan menimpa!"
Jam pelajaran kewargaan negara telah selesai. Sambil
berjalan keluar, Pak Guru memberi ucapan selamat siang kepada kami. Untuk
beberapa saat lamanya
aku masih dipengaruhi oleh uraian Pak Guru tentang Sumpah Pemuda tadi. Entahlah
dari mana datangnya, tiba-tiba saja muncul dalam benakku hasrat untuk memelihara
perjuangan para pahlawanku. Dangan diam-diam hatiku berkata, "Kugenggam
semangatmu, pahlawan. Jiwamu akan tetap abadi, tumbuh dalam jiwaku. Tuhanku Yang Esa
adalah peganganku untuk mencapai semuanya."
Tanpa kuinsafi, rupanya aku telah telanjur
berangan-angan sehingga tak sadar bahwa sebenarnya aku telah menangia sambil beranjak
dari tempat duduk. Aku menyapu air mata yang berderai. Betapa terkejutku! Baru
sadar aku saat itu teman-temanku
sudah pergi meninggalkan kelas menuju rumahnya masing-masing. Perlahan-lahan aku melangkahkan
kaki meninggalkan ruang kelas. Kulihat guru-guru pun sudah mulai
bergegas-gegas pulang.
Tiba-tiba aku dikejutkan oleh teguran orang yang
kukenal benar. "Lambat
benar kau pulang. Nah, apakah ada sesuatu yang hilang? Bapak lihat kau seperti habis menangia, betulkah?"
demikian tanya guru kewargaan negaraku.
Sambil menunduk malu, aku menjawab, "Benar,
Pak. Saya tidak tahu mengapa saga demikian tergugah oleh kisah sejarah Bapak
tadi sehingga tanpa saya sadari saya menangis."
Pak Guru tersenyum mendangar jawabanku. Sambil menepuk-nepuk pundakku, ia berkata, "Bagus, bagus, Nak.
Bapak bangga sekali memiliki murid seperti engkau. Mudah-mudahan engkau
kelak akan menjadi pelanjut perjuangan para
pahlawan bangsamu yang cakap, sejati, bercita-cita luhur, berbakti kepada nusa
dan bangsamu. Bapak hanya biasa mengiringi dangan doa, semoga engkau berhasil.
Berapa lama waktu yang Anda perlukan untuk membaca
tadi? Lihatlah kecepatan
rnembaca Anda pada daftar kecepatan membaca berikut.
DAFTAR KECEPATAN MEMBACA
Waktu
|
Jumlah kata
per menit
|
Waktu
|
Jumlah kata
per menit
|
1.00
|
640
|
3.30
|
183
|
1.15
|
522
|
3.45
|
171
|
1.30
|
427
|
4.00
|
160
|
1.45
|
366
|
4.15
|
151
|
2.00
|
320
|
4.30
|
142
|
2.15
|
284
|
4.45
|
135
|
2.30
|
256
|
5.00
|
128
|
2.45
|
233
|
5.15
|
122
|
3.00
|
213
|
5.30
|
116
|
3.15
|
197
|
5.45
|
111
|
2. Mengembangkan Kecepatan Membaca Melalui Metode
Gerak Mata
Sebelum memahami apa itu metode gerak mata dan cara
mengembangkannya, coba Anda baca
teks berikut dangan kecepatan membaca yang menurut Anda memadai. Ingat, lakukanlah
pengukuran kecepatan
membaca yang Anda lakukan itu dangan melihat berapa kata per menitnya (lihat
tabel) dan berapa persen tingkat pemahamannya. Berapa kecepatan membaca yang Anda
peroleh pada saat membaca bacaan I? Jika kecepatan itu hanya berkiaar antara
100 - 200 kata per menit, atau
kurang, Anda termasuk pembaca yang
lambat sekali. Akan tetapi, jika kecepatan telah mencapai 250-325, maka Anda termasuk pembaca
dangan kecepatan memadai.
Mengapa terjadi perbedaan kecepatan antara orang yang
satu dan yang lainnya? Ditinjau
dari segi gerak mata, perbedaan kecepatan itu akibat perbedaan kecepatan gerak mata
dalam menyelusuri
setiap unit bahasa (kata, frase, kalimat) yang dibaca. Kedua, perbedaan itu akibat
perbedaan jumlah gangguan dalam penelusuran kata oleh mata pada baris-baris
bacaannya. Aspek-aspek inilah yang akan kita lihat dan kita latihkan nanti,
sebagai dasar metode
gerak mata.
a. Mengapa Gerak Mata?
Pokok pemikiran yang melandasi metode ini ialah
semakin panjang dan semakin luas jangkauan mata (eye span) dalam melihat unit-unit bahasa, semakin cepat pula kemampuan
membacanya. Logikanya, jika kita hanya membacaa unit-unit bahasa yang paling
kecil, maka yang harus dibaca itu
jumlahnya semakin besar sehingga menghambat kecepatan membaca. Sebaiknya, jika
yang dibaca itu
hanya unit-unit bahasa yang lebih besar, misalnya frase, frase kompleks, klausa, atau
bahkan hanya unit-unit pikiran saja, maka kecepatan membaca akan berlipat ganda.
Apakah tidak mengganggu
pemahaman? TIDAK. Sebab, semakin luas unit-unit bahasa yang dibaca, kesatuan ide
atau gagasan itu akan semakin
tampak jelas dangan cepat. Ini berbeda bila kita membaca kata per kata. Pertama kita harus
melihat makna kata satu per satu,
lalu melihat unit-unit kesatuan maknanya yang lebih luas. Menghambat, bukan?
Latihan mengembangkan dan
memperluas jangkauan mata inilah yang menjadi titik tolak metode gerak mata ini.
b.
Kebiasaan yang menghambat gerak mata
Gerak mata waktu membaca
ini disebuat name
eye movement photography. Bola mata yang bergerak
waktu membaca direkam
dalam sebuah film yang berjalan secara konstan. Hasil akhirnya berupa grafik
yang dapat dibaca seseorang yang berupa:
1) kecepatan membaca,
2) kesalahan gerak mata,
3) ketidakteraturan dalam
gerak mata.
Analisis terhadap tiga
hal inilah yang nanti dapat dipakai untuk memperbaiki cara membaca.
Apa yang tampak dari
gambar grafik itu? Dari beberapa telaah terhadap berbagai tipe orang membaca
(tipe pembaca yang buruk, pembaca yang biasa-biasa, dan pembaca yang efektif),
dikenali beberapa aspek gerak bola mata yang menyangkut kecepatan dan tempo membaca. Aspek-aspek
tersebut antara lain:
1) jarak pandang bola
mata pada setiap baris bacaan,
2) penghentian bola mata
ketika menatap baris-baris bacaan,
3) pergantian baris,
4) kecepatan bergeraknya
bola mata, dan
5)
pengulangan-pengulangan dalam menatap simbol-simbol bacaan.
Dengan kata lain, ketika proses membaca berlangsung,
bola mata menatap baris-baris bacaan. Pada
saat ini terjadi proses pemaknaan
simbol-simbol kebahasaan (kata, frase, kalimat, dan tanda baca) sambil bola mata berhenti pada setiap
satuan kebahasaan yang mengandung kesatuan arti. Biasanya
teks bacaan tertulis dalam bentuk
baris-baris yang terdiri dari delapan sampai sepuluh kata setiap
barisnya, kecuali yang tersusun dalam bentuk kolom
(dalam surat kabar, misalnya).
Kecepatan gerak bola mata, berbeda pada setiap orang.
Tergantung pada kemampuan
dan kelincahannya mengolah teks bacaan menjadi hal yang bermakna. Pengetahuan,
kebiasaan dan pengalaman
menjadi penyebab perbedaan. Seorang pembaca cepat dan efektif, tentu lebih cepat dan
luas jangkauan gerak matanya. Perbedaan latar belakang ini juga berakibat
pada kebiasaan-kebiasaan
mengulang baris-baris bacaan yang telah terbaca, yang menyebabkan kelambatan dalam membaca (membuang-buang waktu
percuma).
Contoh perbedaan yang paling jelas antara seorang
pembaca cepat dan efektif dangan
seorang pembaca lambat adalah perbedaan
dalam jangkauan satuan-satuan kebahasaan yang terbaca. Seorang pembaca cepat akan membaca teks bacaan pada satuansatuan kebahasaan yang lebih luas (membaca hanya
pada unitunit pikiran saja),
sedangkan pembaca lambat membaca pada kata demi kata. Pada gambar grafik akan
tampak jelas perbedaan ini. Segi
lain perbedaan keduanya adalah, pergerakan bola mata pada pembaca cepat lebih sedikit dibandingkan
dangan pembaca lambat pada setiap
barisnya. Pada pembaca cepat berkiaar antara 3-4 pergantian setiap
barisnya, sedangkan pada pembaca lambat berkiaar antara 8-10
pergantian. Dangan kata lain, seorang pembaca lambat lebih banyak aspek
yang dilihatnya dibandingkan dangan pembaca cepat. Berikut ini contoh penggalan
gambar grafik arah gerak bola mata ketika
proses membaca berlangsung.
Gambar 1 : Grafik gerak bola mata
Keterangan
1. Pergaritian baris
2. Pengulangan-pengulangan gerak mata
3. Berhenti lama pada awal baris
4. Perpindahan-perpindahan
gerak mata
Gambar I : Grafik
perbedaan antara pembaca cepat, pembaca
sedang, dan pembaca yang buruk
BURUK
Fiksasi 108
Regresi 23
Durasi 38 Kecepatan 144
Dikutip
dari: Anderson, Jonathan, a.o., 1969, Efficient Reading: A Practical Guide, Sidney : McGraw-HiJI Book
Company, hal. 13.
Dari hasil analisis bermacam-macam tipe gerak mata
dapat dilihat beberapa
aspek gerak mata yang menghambat kecepatan membaca. Aspek-aspek tersebut
adalah sebagai berikut.
(1) Pengulangan (regresi)
Terjadinya pengulangan-pengulangan gerak mata pada unit-unit bahasa yang telah dibaca.
Maksudnya melihat kembali kata-kata atau
frase-frase yang telah dilihat berhubung dangan kurang dapat dipahaminya makna dalam konteks. Pengulangan itu ada beberapa tataran. Mengulang pada tataran kata, mengulang frase,
mengulang klausa, atau mengulang kalimat.
Bisa juga pengulangan paragraf. Berikut
ini gambaran pengulangan tersebut.
Seirang pembaca cepat dan efektif akan membacanya
dengan gerak mata sebagai berikut:
Setiap orang dapat
menjadi pembaca yang efektif.
Ada dua macam tipe kebiasaan mengulang ini. Pertama, regresi yang sifatnya sudah
terpola atau kebiasaan melihat ulang yang sudah menjadi kebiasaan. Bila ia sudah membaca
sekali, kemudian tidak diulang kembali, rasanya kurang biasa dipahami. Kedua, jenia regresi yang sifatnya
hanya insidantal saja, yaitu bila frase atau kata yang telah dibaca kurang dapat
ditangkap maknanya, maka dilakukan baca ulang. Kedua jenia pengulangan ini jelas menghambat kecepatan membaca.
Waktu banyak tersita untuk mengulangi. Bagaimanapun, ini memboroskan waktu.
Kesimpulannya, kita harus bisa menghilangkan
regresi. Untuk itu, coba Anda baca teks berikut tanpa ada pengulangan
(regresi).
Namanya ayam white
leghron
Mampu bertelur 275 butir
Dalam satu tahun
Dihitung dengan uang
telur ini berharga Rp
8.000,00.
Makanan yang dihabiakan selama 12 bulan itu
bernilai Rp 4.000,00.
Dus ada kelebihan sebesar Rp 350,00 per bulan.
Kalau 1000 ekor,
berarti Rp 350.000 per bulan, memang tidak sedikit.
Tetapi itu idealnya.
Dalam prakteknya, jarang ayam ini memperlihatkan kemampuan yang menggairahkan seperti itu.
Soal nya, pemeliharaannya harus serutin mungkin, makanannya harus
cukup. Tanpa itu sifat-sifat lahiriahnya
yang unggul tidak
akan memperlihatkan diri. Tetapi
kalau bisa 200 butir saja dalam 12 bulan,
itu sebenarnya sudah lumayan.
Itulah pula sebabnya,
ayam yang tidak akan bertelur atau
dalam
sebulan cuma bertelur 5 atau 10 butir, ya
dipecat saja.
Daripada nantinya menghabiakan makanan saja. Paling tidak
Seekornya harus biasa bertelur 15 butir sebulan. Bila Anda cerdik,
Anda tidak biasa ditipu oleh ayam-ayam
yang diam-diam di kandang, menghabiakan makanan, tetapi tidak bertelur.
Sekali pandang, Anda biasa mengatakan, ah, yang itu tidak bertelur.
(2) Keterpakuan
(berhenti sejenak)
Hal lain yang menghambat kecepatan membaca adalah keterpakuan (fiksasi), yaitu terjadi bila
seseorang berhenti sejenak (terpusat)
pada suatu kata atau barangkali juga frase tertentu yang
sulit dimengerti. Pembaca secara tiba-tiba
tersandung dan berhenti
sejenak pada suatu
kata tertentu di tengah baris
atau kalimat.
Hal ini, terjadi karena tidak memahami arti
kata tersebut secara cepat, lalu berusaha menelusurinya dangan jalan berhenti sejenak. Usaha semacam ini
tentu tidak akan membantu karena
makna kata itu selalu bergantung pada konteksnya.
Bila Anda gagal memaknai suatu kata yang asing sifatnya, teruskan saja
membacanya, dan lihatlah makna itu dalam konteksnya.
(3)
Berhenti lama pada awal baris atau kalimat
Kebiasaan buruk lainnya ialah berhenti lama pada awal
baris atau awal kalimat. Ini banyak merugikan waktu dan keefektifan membaca. Mengapa?
Kesatuan gagasan pada paragraf atau kalimat itu dibentuk oleh kepaduan unsur-unsur yang
membentuknya. Bila gagasan itu dalam kalimat, maka komponen pembentuknya adalah
kata, frase, dan klausa. Bila
komponen-komponen ini dipiaah-piaahkan oleh pemberhentian waktu membaca, tentu gagasan menjadi tidak utuh dan kabur. Demikian pula gagasan utama paragraf yang biasanya
dibentuk oleh gabungan pokok pikiran
dalam kalimat. Oleh karena itu, diaarankan
untuk tidak berhenti lama pada awal
baris atau kalimat. Berhentilah pada akhir paragraf atau subbab.
(4) Salah meletakkan pandangan mata
Baris-baris bacaan yang rapat, bentuk huruf yang
kecil, dan baris bacaan yang dibuat panjang, sering kali menghambat kecepatan membaca. Biasanya hal
ini menyebabkan kesalahan bola mata dalam menggerakkan pandangannya.
Kemungkinan pertama, pandangan jatuh berulang pada
baris yang sudah dibaca (baris
tetap atau baris di atasnya). Kemungkinan kedua, pandangan meloncat pada baris berikutnya. Akibatnya
bukan hanya membuang waktu, tetapi barangkali kekacauan makna. Tampaknya bentuk tuliaan kolom (seperti tuliaan
pada surat kabar) lebih cepat dibaca dibanding dangan tuliaan yang dicetak
memanjang.
Bacaan
Dahulu kala bertahtalah
Betara Guru di Kahyangan.
Betara Guru memerintah dengan adil dan
bijaksana. Pada suatu hari Betara Guru
mengumpulkan dewa di seluruh Kahyangan. Di tengah istana tampaklah Anta duduk termenung. Tampak la
bersedih hati dan meneteskan air mata.
(5) Fiksasi dan durasi
Fiksasi artinya banyaknya pengalihan pandangan bola mata, sedangkan durasi adalah jarak waktu yang
diperlukan untuk berhenti (pause) setiap bola mata beralih.
Untuk pembaca yang baik ada dua macam kemungkinan, yaitu fiksasi dangan
banyak durasi, atau banyak fiksasi dangan sedikit durasi pada setiap barisnya.
Untuk melatih menghilangkan unsur-unsur regresi,
kesalahan menempatkan
pandangan mata, kebiasaan berhenti lama di awal baris, fiksasi, serfs durasi,
dapat Anda gunakan alat bantu yang berupa kartu berlubang. Alat Bantu ini dapat
dibuat dari karton manila.
Bagaimana cara
memanfaatkannya?
Ketika membaca, coba Anda tempatkan kartu tersebut
(lubang kartu) pada awal baris.
Lalu gerakkan ke samping dan ke bawah seperti waktu membaca. Gerakan kartu harus konstan, sedangkan mata mengikuti melalui lubang seterusnya. Usahakan
tidak berhenti pada scat, ada di
tengah kalimat. Penggunaan kartu ini sangat efektif bagi yang barn belajar membaca dan menitlia permulaan. Pemakaiannya,
lihat contoh di halaman berikut.
Latihan
Berikut ini ada sebuah
teks bacaan singkat. Bacalah teks tersebut dangan cara yang
tidak lazim (biasa) Anda lakukan, yaitu membaca dangan tidak
mengulang sama sekali apa yang telah terbaca. Jangan berhenti
lama pada awal baris atau kalimat! Loncatilah bila Anda menemukan kata yang
tidak tahu artinya.
Kemudian rasakan peningkatan kecepatan membaca
Anda.
Bacaan V
RUDYARD KIPLING BAPAK SI MOWGLI
Anda tentu kenal si Mowgli, anak laki-laki
kecil dalam The Jungle Books, yang dipelihara oleh serigala dan binatang-binatang
buas. Padahal penciptanya, Rudyard Kipling, yang memenangkan hadiah Nobel untuk
kesusastraan itu, mengalami masa kanak-kanak yang sangat menyesakkan karena tekanan manusia. Kipling, sahabat Badan-Powel,
meninggal lima puluh tahun yang lalu, dan
kini buku-bukunya mendapat pasaran lagi.
Di Bombay, India, dekat menara kesenyapan tempat
mayat-mayat prang Persi digeletakkan supaya dagingnya habis dimakan
burung-burung nasar, ada sebuah rumah yang ditinggali seorang guru seni rupa
dari Inggria. Tanggal 30 Desember 1865 iatri Pak Guru berjuang melawan maut
karena bayi dalam rahimnya tidak bisa keluar. Dokter hampir saja angkat
tangan: Tahu-tahu pelayan pribumi Pak Guru menyembelih anak kambing di kebun
sebagai kurban penukar nyawa anak
yang sulit lahir itu. Joseph Rudyad Kipling lahir dangan selamat. Alice
Macdonald Kipling, ibu si bayi, sebenarnya mendapat suami yang payah kalau dibanding
dangan suami kedua saudaranya. Georgina menikah dangan pelukia Ned Jones, yang kemudian menjadi Sir
Edward-Burne. Aggie, yang menikah dangan Edward Poynter, kemudian diaebut sebagai Lady Poynter.
Alice dan saudaranya yang lain, Louie, harus puas
dangan sebutan Ny. John Lockwood Kipling dan Ny. Alfred Baldwin. Namun,
kemudian ternyata
yang hebat malah puts Alice dan puts Louie. Anak Alice Rudyad Kipling menjadi orang
yang pertama mendapat
hhadiah nobel kesusastraan,
yaitu pada tahun 1907, sedangkan puts Louie menjadi PM Inggria, Sir Stanley
Baldwin, yang menyebabkan Raja Edward VIII terpaksa turun takhta ketika ingin
menikahi seorang wanita AS yang sudah dua kali bercerai. Rudyad Kipling merupakan
penulia novel, tetapi dianggap jugs sebagai jago cerita. pendek, penyair, dan penulia
cerita kanak-kanak yang termasyhur. Sampai kini anak-anak masih suka pada The Jungle Books yang ditulisnya antara tahun 1894
= 1895 dan yang sudah dikomikkan serta difilmkan oleh Walt Dianey. Barangkali Anda juga
ingat pada tokohnya, Mowgli, anak yang dibesarkan oleh serigala dan diasuh
antara lain oleh beruang yang bernama Baghera itu. Kalau Anda berumur 40-an
ke atas dan pernah masuk kepanduan, Anda barangkali masih ingat bahwa anak laki-laki di bawah umur sebelas
tahun di kepanduan biasa diaebut anak serigala yang diasuh oleh Baghera,
Balu, dan sebagainya, yaitu tokoh-tokoh dalam cerita Kipling itu.
Kipling dan Lord Badan-Powell, Bapak Kepanduan
Sedunia itu, memang pernah terbuang semasa di Afrika Selatan. Saat itu Robert
Badan Powell menjadi perwira Inggria yang bertugas di sana, sedangkan Kipling adalah orang yang yakin
akan perlunya kehadiran Inggria di berbagai bagian dunia, termasuk di
Afsel, sehingga ia sering ke sana dan bersahabat dangan Cecil Rodes, raja intan yang menjadi
negarawan. Kim 1901, novel Kipling yang sudah
difilmkan, walupun berupa cerita kanak-kanak, ia dianggap klasik. Buku
kanak-kanak yang juga sudah difilmkan adalah Captain Courageous Tahun kematian Kipling yang terjadi tanggal 18
Januari tepat lima puluh tahun yang lalu, diperingati. Buku-bukunya yang
ditulia dalam bentuk prosa maupun
puisi mulai diperhatikan orang lagi dan ditelaah dangan serius. Kipling yang buku-bukunya disukai anak-anak
itu sebenarnya mengalami masa
kanak-kanak yang sangat menyedihkan. Seperti kebiasaan saat itu, anak-anak dikirimkan ke Inggria untuk
belajar. Kipling yang pada mass kanak-kanak lebih lancar berbahasa Hindustani daripada
Inggria itu, pada umur enam tahun
dikirimkan ke Inggria bersama adik perempuannya. Pemilik pemondokan di South
Sea adalah orang yang sama sekali tidak mengerti jiwa anak-anak. Kipling selalu diaalahkan dan dihukum,
sehingga lahirlah Baabaa Black Sheep pada tahun 1888 yang
merupakan kenang-kenangan masa itu.
Kemudian ia melanjutkan sekolah ke United Services
College di Westward Ho, Devon Utara, sebelum kembali ke India pada umur
17 tahun. la menjadi wartawan, dan masa itu merupakan masa pembentukannya sebagai penulia. la juga mengembangkan
pengetahuannya perihal pemerintah jajahan Inggria. la kembali ke Inggria tahun
1889 sebagai orang yang sudah terkenal.
Ditulianya antara lain cerita-cerita tentang kepahlawanan tentara Inggria di India dan Burma.
Buatlah sebuah kartu berlubang seperti contoh di
atas. Kartu ini
berguna untuk membantu mata agar tidak melakukan pengulangan dalam melihat
apa yang telah terbaca. Singkatnya, untuk berlatih meningkatkan kecepatan membaca. Perhatikan ukurannya. Kemudian bacalah teks berikut ini
dangan bantuan kartu tadi. Gerakkan
kartu ke samping kanan secara konsiaten dan cepat.
2. Meningkatkan jangkauan jarak pandang mata
Seorang pembaca yang buruk melakukan
kegiatan membaca dangan
jalan membaca kata derni kata. Jarak pandang mata hanya terbatas pada unit-unit kata. Cara membaca ini
tentu sangat melelahkan dan tidak efektif. Singkatnya, bila
jarak pandang mata ini diperluas
menjadi unit-unit bahasa yang lebih besar
(frase, frase luas, dan klausa), maka
kecepatan dan keefektifan membaca akan
meningkat dangan pesat. Latihan semacam ini akan dapat meningkatkan kecepatan membaca dua sampai tiga
kali lipat.
(1) Membaca kata demi kata
Membaca kata demi kata adalah jenia membaca yang
paling tidak efisien.
Dangan membaca kata demi kata, berarti kita melihat setiap kata yang ada
dalam bacaan, yang berarti pula jumlah kalimat yang dibaca semakin besar. Jelas ini
membuang waktu karena tidak seharusnya setiap kata dibaca berhubung
dangan fungsinya yang tidak
begitu penting dalam bacaan. Banyak kata yang hanya merupakan kata bantu (kata tugas,
misalnya) yang selalu berulang-ulang pemakaiannya. Kata-kata semacam inilah
yang tidak perlu dibaca,
misalnya kata-kata ini, itu, seekor, yang, ialah, dari, di, kepada,
dan.
Sebagai bukti, coba Anda baca kata demi kata teks berikut.
Camkan, begitukah cara membaca Anda selama ini?
Bacaan IV
Buah / kelapa / kopyor / sudah / sejak / dulu /
kita / sukai / sebagai / kelapa / jajan/. Rasanya / yang / enak / menyebabkan /
daging / buahnya / yang / mbelubur / lebih / digemari / sebagai / ramuan / es /
sirop / (kopyor) / daripada / kelapa / muda/, walaupun / ia / dipasangi /
harga / mahal /.
Karena / biasa / menjual / mahal / inilah /, para / petani
/ lebih / merasa / bahagia / kalau / di antara / kelapa / yang / dipungutnya
/ di / kebun / ada / yang / kopyor /. Karena / menjual / kopyor / lebih /
untung / daripada / menjual / kelapa / biasa/, maka / mereka / pun / lebih /
berbahagia / Ilagi) / kalau / pohon / kelapanya / yang / sudah / kopyor / itu /
biasa / seratus / persen / berbuah / kopyor / semua /. Sayang / tidak /
biasa`/(2)
(2). Membaca Frase demi
Frase
Seperti pada teks di atas, coba Anda baca teks
berikut ini dangan meningkatkan atau memperluas daya jangkau mata: dari kata demi kata yang dilihat,
menjadi membaca frase demi frase. Tanda garis miring menunjukkan kesatuan frase tersebut.
Bacaan V
Dalam sejarah perkelapaan / pernah tercatat /
bahwa / sejak makin banyak / daerah kopyor
itu / ditanamani bibit kelapa bener / (yang menghasilkan kopra) / penghasil
deviaa nonminyak / maka / kelapa
kopyor tulen / di daerah itu /
diaerbuki oleh tepung bener/. Anak cucunya / kemudian biasa menjadi / pohon yang kopyor /, dan / biasa juga
tidak /
Yang tidak ini / kemudian
/ biasa dipaksa / oleh pemiliknya / agar blso kopyor / kalau lain kali berubah lagi /. Macam-macam
usahanya /. Di mulai dangan / yang
paling primitif / berdasarkan kepercayaan nenek moyang /, pohon itu / dipukuli / sampai setengah mati /.
Memang begitu / resepnya /. Tapi /
sangat boleh jadi /, yang bertugas memukul-mukul itulah / yang setengah mati /.
Usahanya / akan lebih berhasil /, kalau standing operation procedure ini / dilakukan malam-malam / pada waktu ada
gerhana bulan / yang dicaplok buto
terong /. Lebih besar lagi / peluang keberhasilannya / pada waktu siang /, kalau ada / gerhana matahari total / yang
diburu orang asing /, tetapi kita
tinggal tidur / di kolong /.
(3) Membaca frase kompleks dan klausa sederhana
Pada tingkatan membaca ini, coba Anda perluas lagi
daya jangkau mata
hingga sampai pada kelompok-kelompok klausa. Apakah mungkin?
Mungkin raja! Coba Anda gunakan kata-kata kuncinya
saja, terutama yang mendukung
langsung gagasan kalimat atau ide pokok paragraf. Cara membacanya bukan dangan
menelusuri setiap
bagian baris -
bacaan, tetapi
meloncat-loncat antarklausa. Dan bahkan, jika mungkin, gerak mata menyapu raja
pada seluruh paragraf.
Silakan mencoba.
Bacaan VI
Mengapa tidak pernah ada pohon yang biasa
menghasilkan buah 100% kopyor semua/? Orang
pun sudah berkali-kali mencoba menanam biji kelapa yang kopyor sebagai bibit/. Barangkali raja biasa
tumbuh menjadi pohon baru / yang buahnya
100% kopyor/?
Sayang, tidak
pernah ada yang berhasil/.
Soalnya, biji kelapa kopyor
kalau ditanam tidak mau tumbuh/ karena
tunasnya yang mau tumbuh tidak mendapat dukungan yang kuat dari endosperm yang
sudah mbelubur kelintrek-kelintrek lunak seperti bubur itu/. Tunasnya tidak mempunyai landasan yang kuat dari dalam untuk menembus lubang besar
pada tempurung/ sehingga ia mati
kutu/.
Yang biasa bertunas justru biji yang daging bijinya
padat kembali / (kalau sudah
masak benar) seperti kelapa normal/. Inilah yang kopyornya hanya sewaktu buah itu masih muda saja /. Setelah tua
dan masak, dagingnya menjadi padat / dan sudah tentu tidak biasa
dikatakan kopyor lagi/. Tapi justru biji
yang plin-plan begini yang biasa terus mempertahankan jenianya /, sampai
sekarang /. Hanya saja, anak-cucunya tetap tidak biasa 100% berbuah kopyor/.
Orang yang membaca kata demi kata dikatakan sebagai
pembaca lambat,
pembaca yang melihat
frase demi frase diaebut pembaca cepat, sedangkan pembaca yang hanya melihat
klausa-klausanya saja diaebut sebagai pembaca yang berada pada tingkat cepat dan efektif.
3. Membaca unit pikiran
Pada tingkatan membaca tertinggi, seorang pembaca yang kritis dan kreatif tidak lagi membaca itu pada tataran
kebahasaan (membaca kata, frase
sederhana, Frase kompleks, dan klausa), tetapi yang dibaca adalah tataran maknanya. Yang dimaksud dangan tataran
makna ialah satuan-satuan pikiran, gagasangagasan
pokok, atau kata-kata kuncinya.
Jadi, pembaca secara sekilas melihat
kelompok-kelompok satuan pikiran
yang ada dalam bacaan.
Mata seorang pembaca yang terlatih
akan mampu mengenali secara cepat
mana gagasan-gagasan utama, mana satuan pikiran yang perlu diambil, kata-kata kunci yang diperlukan, dsb.
Sedangkan data-data, fakta-fakta penunjang, contoh-contoh yang kurang penting diabaikan saja. Kecuali bila unsur
ini yang memang diperlukan.
Untuk melatih membaca unit pikiran ini, coba Anda
baca teks berikut ini. Ingat! Anda diharapkan tidak
melihat kata demi kata atau frase demi
frasenya sebagai sebuah tataran kebahasaan, tetapi unit-unit pikirannya. Kecepatan membaca Anda diharapkan mencapai 250-400 kata per menitnya, atau lebih.
Pernyataan yang ada di samping kanan adalah
kemungkinan gagasan yang diambil.
Bacaan VII
Masyarakat maju, masyarakat pembaca. Ini berarti Kebiasaan membaca tanpa banyak membaca, kita
tidak biasa maju. Ini berarti kemajuan memang fakta yang tidak dapat dibantah karena, tanpa
banyak membaca, kita tidak biasa tahu perkembangan negara lain.
Seorang teman yang baru kembali dari suatu
perjalanan ke Eropa bercerita kepada saya bahwa ia terkesan pada kebiasaan membaca penduduk di bagian dunia itu. Katanya, di mana-mana ia melihat
orang-orang Amerika membaca. la
bertanya, apakah orang Amerika juga pembaca
yang rakus?
Sebenarnya itu bergantung pada masyarakat bergantung pada apa yang dijadikan objek perbandingan. Misalnya, Amerika yang mana? kalau dibandingkan
dangan tempat kelahiran saya, waktu saya
masih kecil, tentu saja orang Amerika adalah
pembaca yang hebat. Pada waktu itu di kampung
saya kebanyakan orang dewasa buta huruf. Tidak apa-apa, sebab mereka dapat berfungsi lkondiai hidup yang sederhana itu.
Masyarakat Amerika berdasarkan teknologi yang tinggi. Teknologi modern
dipertahankan semata-mata oleh pengetahuan yang harus diperoleh dangan studi yang bertahun-tahun
lamanya. Kesanggupan membaca dalam hat itu tentu merupakan keharusan fungsional, tidak kurang dari bernapas dan
makan.
B. Tipe-Tipe Pembaca yang Tidak Efektif
Anda pernah mendangar ada seseorang yang membaca buku dangan suara
keras-keras? Ini biasanya banyak dijumpai pada para pelajar sekolah dasar
hingga sekolah menengah. Adakalanya juga dijumpai pada orang dewasa. Mereka
merasa lebih nikmat membaca dangan suara nyaring, dan bahkan lebih merasa
memahami secara cepat isi bacaan. Benarkah begitu? Ada lagi tipe pembaca yang suka
menggerak-gerakkan anggota badannya dangan tidak sadar. Inilah yang akan diterangkan
sebagai tipe pembaca yang tidak efisien itu.
(1) Tipe pembaca yang memvokalkan apa yang dibacanya
Seperti yang telah sedikit disinggung di atas, yang dimaksud
dangan tips pembaca
ini adalah pembaca yang suka membaca dangan suara keras. Banyak
orang yang melakukan cara membaca semacam
ini, yaitu melafalkan apa yang dibacanya kata demi kata dangan bantuan alat-alat ucap (mulut).
Adakah yang salah dari
cara membaca semacam ini? Jelas, ya. Karena kecepatan membacanya disamakan dangan
kemampuan bergeraknya
alat ucap (bersuara). Jadi, dangan kata lain, kecepatan membaca disamakan
dangan kecepatan berbicara.
Bagaimana mungkin
ini dikatakan sebagai pembaca yang baik dan efektif?
Kita sepakat bahwa proses membaca adalah proses berpikir.
Di sini jelas bahwa
kecepatan berpikir.tidak sama dangan kecepatan berbicara. Kita mampu
berpikir tentang berbagai hal dalam beberapa saat, secara rumit dan kompleks. Nah, proses
ini sama dangan
waktu proses membaca berlangsung. Jika lalu seseorang melakukan tindakan
membaca dangan memvokalkan apa yang dibacanya, itu berarti ia melakukan dua kerja
sekaligus: membaca gagasan bacaan (berpikir) dan berbicara. Jelas bahwa
tindakan memvokalkan bahan bacaan ini sesuatu yang menghambat kecepatan membaca,
sekaligus menghambat pemahaman. Kesimpulannya, pembaca jenia ini adalah pembaca yang kurang
efektif.
Ada tiga macarn tips
pembaca ini, yaitu (1) pembaca yang membaca dangan suara keras (nyaring) pada seluruh
bacaan, (2) pembaca
yang hanya bergumam, dan (3) pembaca yang mengikuti baris-baris bacaannya
dangan gerakan mulut (tidak
bersuara). Semuanya dapat dikatakan kurang
efektif.
Coba Anda baca teks di atas dangan dua cara,
pertama Anda baca dangan suara nyaring dan
kedua Anda baca dalam hati.
(2) Tipe pembaca bergerak
Apanya yang bergerak? Yang dimaksudkan sebagai tipe pembaca bergerak ialah seorang pembaca yang dalam
perbuatan membacanya diikuti oleh gerak-gerik sebagian anggota badan, balk
diaengaja maupun tidak. Contohnya:
membaca sambil menggoyang-goyangkan
kaki, membaca sambil menggigit-gigit ujung alat tulia, membaca sambil mengetuk-ngetukkan jari tangan di
meja, dsb. Secara prinsip, faktor ini tak mengganggu benar. Akan tetapi,
menghilangkan kebiasaan ini akan menambah
konsentrasi terhadap bacaan lebih sempurna.
(3) Membaca sambil tiduran (berbaring)
Ada sebagian orang yang merasa nikmat bila membaca
sambil tiduran. Anda sendiri
pernah mengalaminya, bukan? Atau hal ini justru merupakan kebiasaan Anda? Cara membaca ini
jelas merupakan
kebiasaan membaca yang jelek. Terutama ditinjau dari segi kesehatan mata.
Dangan membaca sambil tiduran, mata dipaksa bekerja lebih keras. Kelelahan
mata adalah efek langsung dari cara membaca semacam mi.
(4) Tipe pembaca yang
tak berkonsentrasi
Ini juga salah satu kelemahan dari beberapa orang pembaca. Terkadang tampak secara
jelas, secara fiaik seseorang sedang membaca. Akan tetapi, sampai beberapa waktu belum juga
membaikbaik halaman buku.
Mengapa? Ternyata hanya pada awal-awal baris saja ia membaca. Pada baris-baris berikutnya
tujuan membaca beralih menjadi berkhayal, di luar konteks apa yang dibacanya. Biasakah ia
disalahkan? Barangkali tidak. Sebab, perbuatan itu dilakukan dangan tidak
disadari. Dan ini biasanya telah membudaya. Baru setelah ia sadar kembali, diteruskannya
kegiatan membacanya.
Inilah yang dimaksud dangan tipe pembaca yang tidak berkonsentrasi.
IV. MEMBACA PEMAHAMAN
Membaca pemahaman
berkaitan erat dengan usaha memahami hal-hal penting dari apa yang dibacanya.
Yang dimaksud membaca pemahaman atau komprehensi adalah kemampuan membaca untuk
mengerti ide pokok, ide penting, dan seluruh pengertian. Pemahaman ini
berkaitan erat dengan kemampuan mengingat bahan yang dibacanya. Usaha efektif
untuk memahami dan mengingat lebih lama dapat dilakukan dengan
a. mengorganisasikan bahan
yang dibacanya dalam kaitan yang mudah dipahami.
b.
mengaitkan fakta yang satu dengana fakta yang lain atau menghubungkannya dengan
fakta dan konteks.
Tingkat pemahaman dalam membaca berkaitan pula dengan sistem membaca yang
dipakainya. Umumnya orang cendenrung langsung membaca teks tanpa mempersiapkan
prakondisi sehingga pembacaaan terssebut menjadi efektif.
Ada
beberapa sistem membaca, antara lain
1. SQ3R :
survey-question-read-recite-review
2. SQ4R :
survey-question-read-recite-rite-review
3. POINT :
purpose-overview-interpret-note-test
4. OK4R :
overview-key ideas-read-summarize-test
Salahsatu
sistem yang banyak dikenal dan dipakai orang adalah SQ3R. Sistem membaca SQ3R
dikemukakan oleh Francis P. Robinson pada tahun 1941. SQ3R merupakan proses
membaca yang terdiri dari lima langkah, yaitu
1.
SURVEI
Survei atau prabaca adalah teknik mengenal bahan
sebelum membacanya secara lengkap. Tujuan srvei adalah
- mempercepat menangkap arti
- mendapatkan abastrak
- mengetahui ide-ide penting
- melihan susunan (organisasi) bahan bacaan.
- Mendapatkan minat perhatian yang seksama terhadap bacaan.
- Memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah.
Ada beberapa teknik dalam melakukan survei. Untuk tiap
jenis bacaan, teknik surveinya berbeda.
- Tekni survei buku
- telusuri daftar isinya -
baca kata pengantar
- lihat tabel, grafik - lihan apendiks
- telusuri indeks
- Teknik survei bab
- lihat paragraf pertama dan terakhir
- lihat ringkasan - lihat subjudul
- Teknik survei artikel
- baca judul -
baca semua subjudul
- amati tabel
- baca pengantar
- baca kalimat pertama subbab -
buatlah keputusan (dibaca atau tidak)
- Teknik survei klipping
-
perhatikan judul
- perhatikan penulisnya
2. QUESTION
Pada
langkah ini kita mengajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang isi bacaan.
3. READ
Perlu
disadari bahwa membaca merupakan langkah ketiga, bukan langkah pertama.
4. RECITE/RECALL
Pada
tahap ini Anda dapat membuat catatan seperlunya
5. REVIEW
Pada
tahal ini Anda mencoba mengingat kembali dengan membaca ulang bacaan yang Anda
baca.
V. MEMBACA
KRITIS
Membaca secara kritis adalah cara membaca dengan melihat motif penulis dan
menilainya. Dengan demikian, pembca tidak sekedar membaca, melainkan juga
berpikir tentang masalah yang dibahas. Hal yang harus diingat dalam membaca
kritis adalah bahwa tidak semua yang ditulis itu benar.
Untuk itu kita harus mengikuti jalan pikiran penulis dengan cepat, akurat,
dan kritis. Akurat artinya
mampu membedakan hal yang relevan dan tidak relevan. Kritis artinya menerima
pemikiran yang ditulis dengan dasar yang baik, logis, benar, dan realistis.
Langkah-langkah
yang harus ditempuh dalam membaca kritis adalah
a.
mengerti isi bacaan
b.
menguji sumber penulisan
c.
ada interaksi antara penulis dan pembaca.
d.
Memutuskan :menerima atau menolak ide penulis
Untuk dapat
melakukan evaluasi terhadap gagasan orang lain, kita perlu mengingat-ingat
secara lebih seksama apa saja yang dikemukakan oleh penulis. Untuk itu, ingatan
sangat penting. Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh agar kita dapat
mengingat lebih lama ddan lebih baik, yiatu
a.
hadapi bahan dengan tujuan
b.
survei apa saja yang perlu diingat
c.
cai fakta dan dapatkan dalam hubungannya dengana konteks
d.
kaitkan apa yang dibaca dengan yang telah diketahui.
e.
Perhatikan apa yang penting bagi Anda.
Dalam usaha
menanggapi pendapata orang lain, kita tidak boleh melupakan hal-hal yang
penting yang diungkapkan oleh penulis. Agar tidak terlupakan perlu dibuat
sejumlah catatan dari bacaan yang kita baca. Pokok-pokok yang perlu dicatat
antara lain
a.
bagian-bagian kunci ide pokok, masalah, informasi penting
b.
asumsi penulis tentang segi tertentu
c.
detail atau fakta yang kita perlukan
d.
pokok-pokok yang menarik
Ada tiga jenis catatan, yaitu
a.
catatan berupa koleksi fakta dan detail penting
b.
catatan berupa kutipan kalimat, paragraf, kata kunci
c.
catatan berupa ringkasan
VIII.
SKIMMING DAN SCANNING
Skimming
adalah cara membaca yang hanya untuk mendapatkan ide pokok bacaan. Scanning
adalah cara membaca dengan cara melompat langsung ke sasaran yang dicari.
Bagian-bagian
yanag dapat dilompati antara lain
a.
bagian yang telah diketahui dari buku lain
b.
bagian yang berisi informasi yang tidak memenuhi tujuan membaca
c.
bagian yang hanya merupakan contoh atau ilustrasi
d.
bagian yang merupakan ringkasan bab sebelumnya.
Yang dimaksud
skimming adalah mencari hal-hal penting dari bacaaan. Fungsi skimming adalah
a.
untuk mengenali topik bacaan
b.
untuk mengetahui pendapat/opini orang
c.
untuk mendapatkan bagian penting yang kita butuhkan
d.
untuk mengetahui organisasi penulisan, urutan ide pokok, dan cara berpikir
penulis.
e.
Untuk penyegaran apa yang pernah dibaca.
Scanning
adalah teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang
lain. Scanning biasa digunakan untuk
a.
mencari nomor telepon
b.
mencari kata pada kamus
c.
mencari eintri pada indeks
d.
mencari
angka statistik
e. melihat acara siaran
televisi
f. melihat
daftar perjalanan
D. Model
Pembelajaran
1.
Model : Pembelajaran kooperatif dan
kontekstual (E-learning)
2.
Metode :
Presentasi, diskusi, dan tanya jawab
3.
Strategi :
E. Langkah-langkah
kegiatan
Pendahuluan (25’)
1.
Mengerjakan soal tes awal
2.
Apersepsi
3.
Guru menjelaskan tujuan materi
yang akan pelajari oleh siswa.
4.
Guru dan siswa bersepakat untuk
mulai pembelajaran membaca cepat di ruang komputer dan menentukan jenis
bacaannya.
|
Terlaksana/tidak
|
Kegiatan inti (130’)
Pertemuan I
1.
Guru menugaskan siswa menghidupkan komputer.
2.
Guru menugaskan siswa mulai membaca bacaan yang telah disepakati.
3.
Siswa menjawab pertanyaan yang
telah tersedia.
4.
Guru dan siswa bersama-sama mengoreksi jawaban.
5.
Guru menjelaskan cara menghitung kecepatan membaca siswanya.
6.
Guru mnugaskan siswa untuk mengulangi kegiatan dengan teks yang berbeda.
Pertemuan II
1.
Guru menyiapkan beberapa bacaan
dan setiap judul ada satu judul yang sama.
2.
Guru bersama siswa membuat
kelompok 2-4 orang.
3.
Setiap kelompok memilih dan
membaca teks yang telah didapatkan.
4.
Siswa bersama kelompoknya akan
mendiskusikan ide pokok tiap-tiap paragraf.
5.
Setiap kelompok akan
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan kelompok lain yang
membahas judul yang sama akan mengomentarinya.
6.
Setiap kelompok akan membuat
ringkasan bacaan dalam beberapa kalimat yang baik dan jelas.
7.
Guru mengevaluasi tugas setiap
kelompo.
8.
Guru membri tugas perindividu
untuk melakukan hal yang sama seperti pada saat diskusi kelompok
|
Terlaksana/tidak
|
Penutup (20’)
1. Guru
dan siswa mengadakan tanya jawab.
2. Guru
dan siswa merefleksikan materi yang telah dipelajari.
|
Terlaksana/tidak
|
F. Sumber
Pembelajaran
1. Media massa/ koran/ majala
2. internet,
komputer
3. LP
1 dan Kunci LP 1
4. LP
2 dan Kunci LP 1
5. LP
2 Lembar pengamatan aktivitas siswa
Daftar
Pustaka
Buku
pendamping: (2) Syamsuddin A.R. Kompetensi Berbahasa dan Sastra Indonesia
Kelas X. Surakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 2006.
Anderan, Jonathan, a.o. 1969. Efficient Reading. A
Practical Goide, Sydney, : Mc Graw – Hill Book
Co.
Adler, Mortiner J. dan Charles
Van Doren, 1986, Cara membaca Buku dan Memahaminya, Disadur oleh Budi
Prayitno, Jakarta : Pantja Simpati
Oka. I Gusti Ngrah,1978. Membaca
Kreatif, Sebuah Tinjauan Pendahuluan. Majalah Pengajaran Bahasa dan
Sastra no. 3 th II 1976
KISI-KISI
LEMBAR PENILAIAN
KETERAMPILAN MEMBACA
No
|
INDIKATOR
|
TUJUAN PEMBELAJARAN
|
LEMBAR PENILAIAN & BUTIR SOAL
|
KUNCI LEMBAR PENILAIAN
|
1.
|
1. membaca cepat teks dengan kecepatan 250 kata/menit
2. menemukan ide pokok paragraf dalam teks
3. membuat ringkasan
isi teks dalam beberapa kalimat
yang runtut
|
1.
Siswa membaca teks nonsastra dengan kecepatan 250 kpm.
2.
Siswa menemukan gagasan atau ide pokok tiap paragraf.
3. Siswa
membuat ringkasan isi bacaan
|
|
|
2.
|
Keterampilan sosial: melakukan
komunikasi dalam diskusi,taya jawab, dan presentasi
|
1.
Siswa mampu berkomunikasi dengan
baik dengan teman-temanya untuk menyampaikan gagasan hasil membaca cepat.
2.
Siswa mampu menerima gagasan dukungan
ataupun sanggahan dari teman-temannya di dalam kelas maupun di luar kelas
|
|
|
LEMBAR
AKTIVITAS SISWA
Tujuan:
Agar pembelajaran berpusat pada siswa dan dapat berjalan dengan baik, siswa
harus aktif dan saling membantu satu dengan lain. Pengamatan ini akan
medapatkan gambaran perilaku siswa pada saat di dalam kelas ataupun diluar
kelas.
Petunjuk:
Amati kelas dari mulai sampai dengan penutup. Setiap aktivitas siswa baik pada
saat bekerja berkelompok maupun sendiri. Berilah tanda ceklis (V) untuk setiap aspek yang teramati.
Sebagai seorang pengamat, seyogyanya Anda harus dekat dengan siswa.
No
|
Aktivitas
Siswa
|
Frekuensi
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
10.
|
Saat mengoprasikan komputer
Menngerjakan tugas
Mendiskusikan tugas kelompok
Mempresentasikan hasil diskusi
Bertanya kepada guru
Menginformasikan pendapat ( masukan, kritikan) kepada
siswa yang lain
Perilaku
tidak relevan
|
………………..
………………..
………………..
………………..
………………..
………………..
|
Total
skor frekuensi
|
………………..
|
Pengamat
(………….)
LEMBAR
KEGIATAN SISWA
PREE
TES REFLEKSI SILKAP MEMBACA
No
|
Butir
pernyataan
|
Jawaban
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
1
|
Mendengar
kata-kata di dalam benak sewaktu membaca (semivokal)
|
|
|
2
|
Membaca satu kata pada satu waktu
|
|
|
3
|
Mengulangi membaca karena tidak memahami makna
|
|
|
4
|
Mempunyai
masalah dalam mengingat-ingat gagasan tulisan yang dibaca
|
|
|
5
|
Mengalaimi kesulitan untuk tetap kosentrasi pada saat
membaca
|
|
|
6
|
Menemui kosentrasi yang melantur pada saat membaca
|
|
|
7
|
Mengalamai
hambatan saat membaca karena ada kosa kata yang tidak diketahui
|
|
|
8
|
Membaca dengan memperhatikan kata demi kata, bukan
satuan-satuan gagasan dalam bacaan
|
|
|
9
|
Membaca dengan kecepatan yang sama untuk berbagai jenis
teks yang dibaca
|
|
|
10
|
Menyuarakan kata-kata yang dibaca agar mudah memahami
bacaan
|
|
|
Keterangan:
Apabila siswa kecendrungan masih menjawab “Ya” maka siswa
dianjurkan terus berlatih membaca. Hasil itu menunjukkan bahwa siswa
masih melakukan hal-hal yang menyebabkan kecepatan membacanya rendah.
BACAAN
SIAPA SOCRATES?
Catat waktu: detik…… menit…..
Di antara
para
arif bijaksana ada yang
mengatakan
bahwa
ia
bukanlah pemilik kebijaksanaan: ia mencari
kebijaksanaan, ia mencari kebenaran, pengertian yang
sejati. Ahli pikir yang amat besar pengaruhnya
dalam dunia filsafat ini adalah Sokrates. la dilahirkan di
Athena (469 SM). Bapaknya seorang juru
pahat, dan ibunya seorang bidan. Kata orang, Sokrates amat jelek parasnya. Istrinya bernama Xantippe dan amat
Judas. Perangainya. Sokrates amat
cerdas pikirannya dan berpendidikan
tinggi, peramah yang memberikan ajarannya kepada pemuda-pemuda di
kotanya, dan caranya ialah dangan bertanya jawab (dialog). la amat banyak
muridnya, dan tak mencari uang.
Ajaran
Sokrates pun lain pula, dan dianggap oleh para bijaksana itu
berbahaya, maka diajukanlah Sokrates di muka hakim atas tuduhan: ia merusak
jiwa pemuda dan menjadikan kepercayaan baru. Sokrates
dijatuhi hukuman mati dengan cara minum
racun pada tahun 399 SM.
Walaupun
ia mati, ajarannya tak hilang. Murid-muridnya yang
pandai-pandai, mewarisi ajaran Sokrates itu kepada dunia.
Ajaran Sokrates
dipusatkan pada manusia. la mencari pengertian sejati. Adapun cara-caranya ialah dangan
mengamat-amati yang kongkret dan
bermacam-macam coraknya, dan kemudian
menghilangkan perbedaannya, muncullah yang sama, maka timbullah pengertian yang sejati itu. la
tidak membuat pengertian murni itu,
katanya, tetapi sebagai bidan ia
menolong lahirnya kebenaran dangan mengamat-amati yang kongkret, sebab kebenaran (pengertian sejati)
itu terkandung pada yang kongkret itu. Metode ini diaebutnya sendiri majeutike (kebidanan). Misalnya,
dari tingkah laku yang bermacam-macam yang
semuanya diaebut berani, timbullah pengertian
'keberanian'. Begitu pula dati bermacam-macam yang baik timbul pengertian
'kebaikan'.
Rumus
yang digunakan untuk menghitung kemampuan membaca cepat siswa adalah sebagai
berikut.
Rumus :
(1) K x B = ……. kpm (kata permenit)
Wm Si
(2) K. (60) x B = ……. kpm (kata permenit)
Wd Si
Keterangan:
K : jumlah kata yang dibaca
Wm : waktu tempuh baca dalam satuan menit
Wd : waktu tempuh dalam satuan detik
B : skor bobot perolehen tes yang dapat dibaca dengan benar
Si : skor ideal atau skor maksimal
Kpm : kata perminit
Soal-soal latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda
silang pada pilihan yang Anda anggap benar!
1. Nyatakan
kembali: Miniatrur bacaan di atas, para arif bijak sana
menganggap dirinya sebagai ....
A. penemu
kebenaran dan pencari kebijaksanaan.
B. pencari
kebenaran dan pencari kebijaksanaan.
C. penentu
kebenaran dan penentu kebijaksanaan.
D. pemilik
kebenaran dan penentu kebijaksanaan.
2. Kalimat-kalimat
yang menyatakan sifat-sifat Sokrates dan iatrinya adalah
A. kalimat (3) dan (4)
B. kalimat (4) dan (5)
C. kalimat (5) dan (6)
D. kalimat (6) dan (7)
3. Kalimat-kalimat
yang menyatakan sebab akibat dalam paragraf I di atas
adalah ....
A. kalimat (4)
dan (5)
B. kalimat (5)
dan (6)
C. kalimat (6)
dan (7)
D. kalimat (7) dan (8)
5. Sokrates
dijatuhi hukuman mati dangan meminum racun karena ....
A. dituduh
mempengaruhi pemuda dan memberikan ajaran baru
B. dituduh
menghasut
pemuda untuk menggulingkan pemerintah
C. dituduh merusak jiwa
pemuda dan menjadikan kepercayaan baru
D.
dituduh merusak jiwa pemuda dan menciptakan ajaran baru.
6.
Yang dimaksud dangan majeutike (kebidanan)
dalam bacaan di atas adalah ....
A.
ilmu tentang kesehatan C.
care merumuskan kebenaran
B.
care menyembuhkan penyakit D. care mencari kebenaran
7.
Bile kita menemukan bermacam-macam hal tentang yang baik, maka
berdasarkan bacaan di atas akan timbul .. .
A. pengertian keberanian
B. pengertian kesucian
C. pengertian kebaikan
D. pengertian kebenaran
8. Berikut
adalah apa yang dikatakan Sokrates:.. .
A. Orang yang tahu kebajikan, belum
tentu orang baik.
B. Orang yang tahu kebajikan, tentu
kebajikan pula.
C. Orang yang tahu kebajikan, pasti
baik.
D. Orang yang tahu kebajikan, pasti
orang suci.
KUNCI LEMBAR
KEGIATAN SISWA
1. 6.
2. 7.
3. 8.
4. 9.
5. 10.
LEMBAR PENILAIAN
PROYEK SISWA
Siswa melaporkan hasil membaca ke dalam format yang telah
disediakan dan akan diparaf oleh guru. Guru setiap pertemuan akan menanyakan
laporan membaca siswa.
FORMAT LAPORAN
HASIL MEMBACA SISWA
No.
|
Judul
buku/bab/subab
|
Waktu
dan tempat
|
Jumlah
halaman
|
Rangkuman
|
Komentar
|
Paraf
|
1.
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
|
Dst.
|
|
|
|
|
|
|
Ket:
Siswa yang setiap hari membaca dan membuat laporannya maka akan mendapat nilai
terbaik.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
sSekolah :
SMA/MA
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Kelas/Semester :
X/I
Alokasi Waktu :
4x 45menit
Standar Kompetensi:
Memahami berbagai
teks bacaan nonsastra dengan berbagai teknik membaca
Kompetensi Dasa
3.2
Mengidentifikasi ide teks nonsastra dari berbagai sumber melalui teknik membaca
ekstensif
Pokok Bahasan
Membaca teks
nonsastra dengan teknik membaca ekstensif
A. Indikator
Siswa mampu
1.
Mengidentifikasi ide pokok tiap paragraf
2.
Menuliskan
kembali isi bacaan secara ringkas dalam
beberapa kalimat
3. Mengidentifikasi
fakta dan pendapat dalam bacaan
Keterampilan
Sosial:
Melakukan
komunikasi yang baik pada saat mengerjakan tugas kelompok maupun pada saat
bertanya kepada guru.
B. Tujuan
Pembelajaran
1.
Siswa mebaca teks nonsastra dengan
teknik membaca ekstensif.
2.
Siswa menuliskan kembali isi bacaan
secara singkat dengan beberapa kalimat
3.
Siswa mengidentifikasi informasi yang
merupakan fakta dan pendapat.
C. Materi
Pelajaran
Teks nonsastra dari
berbagai sumber
· Ide
pokok tiap paragraf
· Ide
pokok dari berbagai sumber yang berbeda
· Fakta
dan opini
· Ringkasan
isi bacaan
A.
Membaca Ekstensif
Membaca
ekstensif berarti membaca secara luas. Obyeknya meliputi sebanyak mungkin teks
dalam waktu yang sesingkat mungkin. Membaca ekstensif adalah untuk memahami isi
yang penting-penting dengan cepat dan dengan demikian membaca secara efisien
dapat teratasi.
Membaca
ekstensif ini meliputi pula:
- membaca survey (survey reading)
- membaca sekilas (skimming)
- membaca dangkal (superficial reading).
1.
Membaca Survei
Sebelum kita
mulai membaca maka biasanya kita meneliti terlebih dahulu apa-apa yang akan
kita telaah. Kita mensurvei bahan bacaan yang akan dipelajari, yang akan di
telaah, dengan jalan:
a) memeriksa,
meneliti indeks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat dalam buku;
b) melihat-lihat,
memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku-buku yang
bersangkutan;
c) memeriksa
, meneliti bagan, skema, outline buku yang bersangkutan. Kecepatan serta
ketepatan dalam mencurvei bahan bacaan ini sangat penting; hal ini turut
menentukan berhasil atau tidaknya seseorang dalam studinya. Latar belakang
pandangan serta ilmu pengetahuan seseorang turut menentukan tepat atau
tidaknya, cepat atau lambatnya mensurvei bahan bacaan yang diinginkan. Memang
ada benarnya ucapan orang tua yang mengatakan bahwa permulaan yang baik sudah
merupakan setengah dari hasil yang hendak di capai.
2.
Membaca Sekilas
Membaca
sekilas atau sekimming adalah sejenis membaca yang membuat mata kita bergerak
dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta
mendapatkan informasi, penerangan. Kalau kita tidak tahu bagaimana cara membaca
sekilas dan kapan harus melakukannya, maka kita akan menghadapi kesulitan dalam
menmgikuti serta menyelesaikan bacaan yang diinginkan.
Ada tiga tujuan utama dalam membaca
sekilas ini, yaitu;
a) untuk
memperoleh suatu kesan umum dari suatu buku atau artikel, tulisan singkat;
b) untuk
menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan ;
c) untuk
menemukan / menempatkan bahan yang diperlukan dalam perpustakaan (Albert(et
al)) 1961a : 30)
a)
Untuk Memperoleh Suatu Kesan Umum
Bila
kita ingin memperoleh suatu kesan umum dari suatu buku non-fiksi (sejarah,
biografi, ilmu pengetahuan, seni, dan sebagainya) dengan cepat maka kita dapat
melakukannya dengan jalan meneliti halaman judul, kata pengantar, daftar isi,
dan indeks. Kita akan memperoleh suatu pandangan yang lebih baik kalau kita
mengikuti langkah ini dengan membuka-buka halaman buku tersebut dengan cepat,
melihat pada bab dan anak bab, gambar, peta, skema, dan diagram. Dengan ini
kita dapat mempelajari sifat hakikat dan jangkauan buku tersebut, susunan atau
organisasinya, dan sikap umum sang penulis serta pendekatannya terhadap bahan atau
subjek pembicaraan. Kita dapat memperoleh kesan umum dari suatu novel dengan
jalan mengadakan sekilas serta menaruh perhatian tertentu pada bagian tertentu
sambil jalan. Kalau kita tertarik hanya pada plot atau sifat umum pada novel
tersebut, maka kita memperoleh suatu ide yang baik dari/mengenai buku tersebut
dalam tempo setengah jam atau kurang.
Kita
dapat membaca sekilas suatu artikel dalam majalah atau rencana dalam surat
kabar dengan cara berikut ini. Bacalah pertama sekali paragraf ini biasanya
menyatakan kepada kita pokok masalah. Sesudah itu telitilah secara sekilas
pilihan tersebut untuk mencari kalimat-kalimat judul serta petunjuk-petunjuk
lainnya mengenai hal-hal penting yang diperbincangkana itu.
b) Untuk
Menemikan Hal Tertentu
Kita
kerap sekali membaca sekilas untuk mendapatkan fakta atau hal tertentu misalnya
nonmor pemain pujaan pada pemain sepak bola, jumlah angka kematian lalu lintas
dan sebagainya. Orang yang teliti hampir terus menerus memebaca sekilas dalam
kehidupan sehari-hari.
Petunjuk-petunjuk
berikut ini akan dapat menolong kita dalam usaha mendapatkan informasi yang
tepat dengan cepat.
a) tentukan
dengan jelas hal atau fakta apa yang hendak dicari atau sediakan pertanyaan
yang akan dijawab.
b) Siapkan/ingat
kata atau kata-kata yang paling tepat dipakai untuk menunjuk hal tersebut.
c) Bila
kita mencari informasi dalam suatu buku, baiklah kita melihat apakah kata atau
detail tersebut tercantum dalam indeks. Kalau tidak ada, carilah di bawah
subyek yang lebih luas yang mencakup bahan atau subyek tersebut.
d) Liriklah
setiap halaman dengan cepat, hanya untuk mencari kata atau detail yang
diingini.
c)
Untuk Menemukan Bahan dalam Perpustakaan
Dalam
pencarian bahan yang diperlukan diperpustakaan, kitapun membaca sekilas kartu
katalog untuk mendapatkan buku-buku yang sesuai; kita membaca sekilas melalui
pembimbing pembaca untuk menemukan akrtikel majalah.
Bila
kita sudah menemukan sebuah buku yang mungkin berguna, maka selanjutnya
lihatlah pada daftar isi dan daftar kata-kata untuk menentukan apakah buku
tersebut membuat hal-hal yang kira-kira kita kehendaki. Kalau kita telah
mendapatkan suatu majalah yang kira-kira memberi harapan, liriklah halaman demi
halaman dengan cepat mencari bahan yang ada sangkut pautnya dengan pokok atau
topik pembicaraan kita. Apabila kita telah menemui apa yang kita ingini dengan
cara membaca sekilas, ubahlah cara membaca kita, bacalah bahan itu dengan
teliti, catatlah ha-hal yang penting serta fakta-fakta penunjang.
Kalau kita biasakan sendiri membaca
sekilas dengan tepat dan cerdas maka kita akan kagum betapa banyaknya informasi
yang dapat kita peroleh dalam waktu yang singkat. Ambillah buku, majalah, dan
surat kabar lalu bacalah sekilas. Biasakanlah diri kita mendapatkan kesan umum
dari buku-buku baru dan melihat apakah kita ingin membacanya dengan teliti atau
tidak.
Memang harus disadari benar-benar bahwa
membaca sekilas merupakan suatu keterampilan yang sangat berfaedah kalau tidak
disalahgunakan. Seperti juga halnya kalau kita tidak membaca suatu buku kata
demi kata maka dalam membaca sekilaspun kita tidak perlu membaca semuanya.
Tapi, yang penting-penting saja. Dalam penerapannya yang baik, membaca sekilas
menuntut suatu keaktifan dan keseksamaan untuk mengetahui apa yang dicari serta
bagaimana cara menghubungkan apa yang telah ditemui dengan apa-apa yang telah
kita ketahui sebelumnya. (Albert [et al] 1961:30-32).
3.
Membaca Dangkal
Membaca dangkal atau superficial
reading pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal
yang bersifat luaran yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca
superficial ini biasanya dilakukan bila kita membaca demi kesenangan, membaca
bacaan ringan yang mendatangkan kebahagiaan di waktu senggang. Misalnya cerita
pendek, novel ringan, dan sebagainya. Dalam membaca seperti ini tidak dituntut
pemikiran yang mendalam seperti halnya karya-karya ilmiah. Dapat dilakukan
dengan santai tetaapi menyenangkan. (Broughton [et al] 1978:92).
Menemukan ide pokok
paragraf merupakan sutau kewajiban bagi pembaca ketika mencoba menambah wawasan
pengetahuannya melalui bacaan. Keterampilan menemukan ide pokok bisa dilatih
dan dikembangkan secara teratur dan berkesinambungan sehingga menanggap inti
bacaan atau informasi yang diterimanya menjadi tepat, akurat, dan cermat.
Inti atau ide pokok paragraf merupakan gagasan yang secara struktural maknawi membawahkan gagasan yang lain. Oleh sebab itu, inti atau ide pokok merupakan suatu konsep yang secara ordinatif mencakup konsep gagasan lain menyubordinasi gagasan lain). Gagasan-gagasan lain yang terwujud dalam kalimat-kalimat penjelas atau pendukung gagasan pokok itu berantai-berkesinambungan guna membentuk kesatuan paragraf.
Menemukan inti atau ide pokok bisa disiasati dengan mengenal tipe paragraf, berdasarkan pola penalaran dan pola pengembangannya. Bila dilihat dari segi pola penalarannya, paragraf bisa berbentuk tipe deduktif dan induktif. Lain halnya bila kita lihat dari pola pengembangannya, tipe paragraf dapat berupa paragraf definisi, paragraf contoh, paragraf sebab-akibat(kausalitas), parageaf perbandingan (persamaan-perbedaan), paragraf pertentangan, paragraf kronologi, dan sebagainya.
Pola penalaran deduktif merupakan cara berpikir yang dimulai dengan rumusan pernyataan umum. Biasanya ditempatkan di awal paragraf, sedangkan kalimat-kalimat berikutnya merupakan kalimat-kalimat penjelas. Pola penalaran induktif merupakan pola berpikir dengan menggunakan peristiwa atau hal-hal khusus untuk menarik kesimpulan umum. hal-hal atau peristiwa khusus yang dimaksud adalah peristiwa-peristiwa yang sejenis, seklasifikasi, paralel, dan digunakan sebagai data yang memperkuat gagasan kesimpulan. Secara logis, berdasarkan beberapa, banyak, atau semua data, pembaca digiring ke suatu kesimpulan umum atas peristiwa atau hal-hal tersebut.
Bila kita memenukan gagasan pokok berdasarkan pola penalarannya, ide pokok terdapat di kalimat awal atau di akhir paragraf. Perlu diketahui bahwa kalimat awal atau akhir paragraf bisa saja merupakan kalimat majemuk bertingkat, bahkan mungkin kompleks. Namun, inti gagasan terdapat pada induk kalimatnya, yakni unsur S-P (O) /(Pel.), sedangkan berdasarkan pola pengembangannya, ide pokok paragraf biasanya berada di awal paragraf.
Yang sering membuat pembaca bingung menentukan ide pokok adalah bila paragraf yang dibacanya bertipe naratif atau deskriptif. Ide pokok paragraf biasanya terjabarkan secara merata berkesinambungan dalam semua kalimat paragraf tersebut. Oleh sebab itu, pembaca harus pandai menemukan kata-kata kunci (key words) paragraf itu. Berdasarkan kata-kata kunci itulah kita dapat menentukan kalimat ide pokok.
Berbagai bentuk evaluasi, mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah hingga perguruan tinggi, tipe soal menentukan ide pokok atai inti gagasan pasti kita temukan. Hal itu bisa kita temukan pula dalam ulangan harian, ulangan blok, ulangan umum, ulangan semseter, ulangan kenaikan, bahkan ujian nasional serta tes ke perguruan tinggi. Oleh karena iu, kepandaian menemukan ide pokok bisa ditingkatkan dan dilatih dengan cara membiasakan dan meningkatkan terus keamampuan membaca. Berlatih untuk terus berlatih demi kemajuan kita smeua. Sumber bacaan untuk berlatih kita dapat menemukannya dalam berbagai bentuk dan corak, asalkan bersifat edukatif, intelektual, dan rasional. Selamat berlatih.
Inti atau ide pokok paragraf merupakan gagasan yang secara struktural maknawi membawahkan gagasan yang lain. Oleh sebab itu, inti atau ide pokok merupakan suatu konsep yang secara ordinatif mencakup konsep gagasan lain menyubordinasi gagasan lain). Gagasan-gagasan lain yang terwujud dalam kalimat-kalimat penjelas atau pendukung gagasan pokok itu berantai-berkesinambungan guna membentuk kesatuan paragraf.
Menemukan inti atau ide pokok bisa disiasati dengan mengenal tipe paragraf, berdasarkan pola penalaran dan pola pengembangannya. Bila dilihat dari segi pola penalarannya, paragraf bisa berbentuk tipe deduktif dan induktif. Lain halnya bila kita lihat dari pola pengembangannya, tipe paragraf dapat berupa paragraf definisi, paragraf contoh, paragraf sebab-akibat(kausalitas), parageaf perbandingan (persamaan-perbedaan), paragraf pertentangan, paragraf kronologi, dan sebagainya.
Pola penalaran deduktif merupakan cara berpikir yang dimulai dengan rumusan pernyataan umum. Biasanya ditempatkan di awal paragraf, sedangkan kalimat-kalimat berikutnya merupakan kalimat-kalimat penjelas. Pola penalaran induktif merupakan pola berpikir dengan menggunakan peristiwa atau hal-hal khusus untuk menarik kesimpulan umum. hal-hal atau peristiwa khusus yang dimaksud adalah peristiwa-peristiwa yang sejenis, seklasifikasi, paralel, dan digunakan sebagai data yang memperkuat gagasan kesimpulan. Secara logis, berdasarkan beberapa, banyak, atau semua data, pembaca digiring ke suatu kesimpulan umum atas peristiwa atau hal-hal tersebut.
Bila kita memenukan gagasan pokok berdasarkan pola penalarannya, ide pokok terdapat di kalimat awal atau di akhir paragraf. Perlu diketahui bahwa kalimat awal atau akhir paragraf bisa saja merupakan kalimat majemuk bertingkat, bahkan mungkin kompleks. Namun, inti gagasan terdapat pada induk kalimatnya, yakni unsur S-P (O) /(Pel.), sedangkan berdasarkan pola pengembangannya, ide pokok paragraf biasanya berada di awal paragraf.
Yang sering membuat pembaca bingung menentukan ide pokok adalah bila paragraf yang dibacanya bertipe naratif atau deskriptif. Ide pokok paragraf biasanya terjabarkan secara merata berkesinambungan dalam semua kalimat paragraf tersebut. Oleh sebab itu, pembaca harus pandai menemukan kata-kata kunci (key words) paragraf itu. Berdasarkan kata-kata kunci itulah kita dapat menentukan kalimat ide pokok.
Berbagai bentuk evaluasi, mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah hingga perguruan tinggi, tipe soal menentukan ide pokok atai inti gagasan pasti kita temukan. Hal itu bisa kita temukan pula dalam ulangan harian, ulangan blok, ulangan umum, ulangan semseter, ulangan kenaikan, bahkan ujian nasional serta tes ke perguruan tinggi. Oleh karena iu, kepandaian menemukan ide pokok bisa ditingkatkan dan dilatih dengan cara membiasakan dan meningkatkan terus keamampuan membaca. Berlatih untuk terus berlatih demi kemajuan kita smeua. Sumber bacaan untuk berlatih kita dapat menemukannya dalam berbagai bentuk dan corak, asalkan bersifat edukatif, intelektual, dan rasional. Selamat berlatih.
C.Cara mudah Menemukan Ide Pokok Wacana
Memahami suatu teks berarti memahami ide
pokok yang hendak disampaikan oleh penulis teks tersebut. Untuk itu fokus
pembacaan haruslah diletakkan pada usaha memahami ide pokok penulis. Ide pokok
suatu buku dapat dikenali dalam
a. ikhtisar umum yang ada di
awal buku
b.
ikhtisar bab
c.
ikhtisar bagian bab
d.
ide pokok paragraf
Kadang-kadang
orang terlalu membuang waktu untuk detail sebelum dia menemukan ide pokoknya.
Detail adalah fakta atau informasi yang dikemas dalam paragraf untuk
membuktikan, menjabarkan, dan memberikan contoh yang mendukung ide pokok.
Salahsatu cara mengenali detail penting adalah dengan mencari petunjuk-petunjuk
yang digunakan oleh penulis untuk membantu pembaca, antara lain dengan
a.
ditulis cetak miring
b.
digarisbawahi
c.
dicetak tebal
d.
dibubuhi angka-angka
e.
ditulis dengan kode huruf (a,b,c,d)
Kata-kata
kunci merupakan kata penuntun untuk membantu mengetahui jalan pikiran penulis.
Kata kunci antara lain
a.
ungkapan penekanan
b.
kata yang mengubah arah
c.
kata ilustrasi
d.
kata tambahan
e.
kata simpulan
D. Model
Pembelajaran
1. Model : Pembelajaran kooperatif ( Cooperative Scrip)
2. Metode : Presentasi, diskusi, dan tanya
jawab
3. Strategi :
E. Langkah-langkah
kegiatan
Pendahuluan
Apersepsi
Guru menyampaikan
inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
|
Terlaksana/tidak
|
Kegiatan inti
Pertemuan I (30
menit)
1. Guru
membentuk kelompok berpasangan.
2. Guru
membagikan teks bacan
3. Siswa
berpasangan akan membaca ekstensif teks bacaan tersebut
4. Setiap
pasangan akan mendiskusikan ide pokok tiap paragraf, menentukan fakta dan
pendapat, dan membuat ringkasan isi bacaan.
5.
Guru akan menunjuk beberapa
pasangan membacakan hasil diskusinya dan pasangan yang lain akan mengomentari
(selanjutnya bergantian).
6. Guru
menjelaskan materi/memberi penguatan mengenai apa yang telah dikerjakan
siswa.
Pertemuan II ( 30) Think
Pair And hare
1.
Siswa diminta berpikir tentang
materi/ permaslahan yang disampaikan guru
2.
Siswa diminta berpasangan dengan
teman sebelahnya dan mengutarakan hasil pemikirkan masing-masing
3.
Guru memberi kesimpulan hasil pemikiran siswa
|
Terlaksana/tidak
|
Penutup 15
1. Guru
dan siswa merefleksikan materi
2. Guru
memberikan tugas indifidu
|
Terlaksana/tidak
|
F. Sumber
Pembelajaran
Media massa/ koran/
majala
LP 1 dan Kunci LP 1
LP 1 dan Kunci LP 1
LP 2 Lembar pengamatan aktivitas siswa
Daftar
Pustaka
Buku
pendamping: (2) Syamsuddin A.R. Kompetensi Berbahasa dan Sastra Indonesia
Kelas X. Surakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 2006.
Adler, Mortiner J. dan Charles
Van Doren, 1986, Cara membaca Buku dan Memahaminya, Disadur oleh Budi
Prayitno, Jakarta : Pantja Simpati
Oka. I Gusti Ngrah,1978. Membaca
Kreatif, Sebuah Tinjauan Pendahuluan. Majalah Pengajaran Bahasa dan
Sastra no. 3 th II 1976
KISI-KISI LEMBAR
PENILAIAN
KETERAMPILAN MEMBACA
No
|
INDIKATOR
|
TUJUAN PEMBELAJARAN
|
LEMBAR PENILAIAN & BUTIR SOAL
|
KUNCI LEMBAR PENILAIAN
|
1.
|
Siswa mampu
1.
Mengidentifikasi ide pokok tiap
paragraf
2.
Menuliskan kembali isi bacaan
secara ringkas dalam beberapa kalimat
3. Mengidentifikasi
fakta dan pendapat dalam bacaan
|
1.
Siswa mebaca teks nonsastra dengan teknik membaca ekstensif.
2.
Siswa menuliskan kembali isi bacaan secara singkat dengan beberapa
kalimat
3.
Siswa mengidentifikasi informasi yang merupakan fakta dan pendapat.
|
|
|
2.
|
Keterampilan sosial: melakukan
komunikasi dalam diskusi,taya jawab, dan presentasi
|
1.
Siswa mampu berkomunikasi dengan
baik dengan teman-temanya untuk menyampaikan gagasan hasil membaca cepat.
2.
Siswa mampu menerima gagasan
dukungan ataupun sanggahan dari teman-temannya di dalam kelas maupun di luar
kelas
|
|
|
LEMBAR AKTIVITAS SISWA
Tujuan:
Agar
pembelajaran berpusat pada siswa dan dapat berjalan dengan baik, siswa harus
aktif dan saling membantu satu sama lain. Pengamatan ini akan medapatkan
gambaran perilaku siswa pada saat di dalam kelas ataupun diluar kelas.
Petunjuk:
Amati
kelas dari mulai sampai dengan penutup. Setiap aktivitas siswa baik pada saat
bekerja berkelompok maupun sendiri. Berilah tanda ceklis (V) untuk setiap aspek yang teramati.
Sebagai seorang pengamat, seyogyanya Anda harus dekat dengan siswa.
No
|
Aktivitas
Siswa
|
Frekuensi
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
10.
|
Saat
mencari pasangan
Menngerjakan
tugas
Mendiskusikan
tugas kelompok
Mempresentasikan
hasil diskusi
Bertanya
kepada guru
Menginformasikan
pendapat ( masukan, kritikan) kepada siswa yang lain
Perilaku
tidak relevan
|
………………..
………………..
………………..
………………..
………………..
………………
………………….
|
Total
skor frekuensi
|
………………..
|
Pengamat.
(…………)
LEMBAR KEGIATAN SISWA
Bacaan
BATU KARANG TIRUAN PENYIMPAN
LIMBAH RADIOAKTIF
LIMBAH RADIOAKTIF
Pada akhir abad XX,
teknologi nuklir semakin meluas pemakaiannya dalam kehidupan manusia. Bersamaan dangan itu pula, timbul masalah mengenai limbah radioaktifnya.
Pem buangan limbah radioaktif tidak
dapat diaamakan dangan pembuangan
limbah industri lainnya. Masalah ini mengundang para ilmuwan untuk mencari cara penanggulangan yang terbaik dan paling
aman.
Profesor Ted Ringwood dari
Australian National University baru-baru ini telah berhasil menciptakan suatu
bahan yang kiranya merupakan
jawaban dari masalah pelik di atas yang diaebut sinroc (Synthetic Rock). Sinroc dibuat dari lima bahan kimia
sederhana, yaitu oksida titanium, barium,
aluminium. Bahan-bahan ini bereaksi menjadi mineralmineral yang diaebut ho//adite, zircolite, dan perovskita. Terhadap campuran-campuran
oksida yang reaktif ini ditambahkan limbah radioaktif dangan daya muat 20% dari beratnya. Adonan ini kemudian dikeringkan dan dikalnasikan
pada suhu 7500 C. Selanjutnya bubuk itu dituang ke dalam tabung
baja antikarat, dipanaskan hingga
1150°C, dan ditekan selagi
panas menjadi lempengan-lempengan
yang mengandung sinroc kera mik
yang keras dan ditumpuk dalam tabung
baja sepanjang meter. Cara ini dapat diterapkan pada bahan-bahan limbah
radioaktif yang berbeda jenianya.
Sebuah sinroc, ke dalamnya dapat
dimasukkan hampir semua unsur limbah radioaktif ke dalam struktur kriatalnya.
Dalam sinroc
unsur-unsur itu dibuat lumpuh
(unmobile) oleh mineral-mineral itu
sendiri. Limbah radioaktif yang ter kandung dalam sinroc perlu dipiaahkan dari
biosfer sampai kadar radioaktifnya
menitrun hingga taraf yang aman, kurang lebih dalam waktu satu juta
tahun.
Penelitian terhadap sinroc dilakukan oleh berbagai negara. Misalnya Inggria, Amerika Serikat, Kanada,
Jerman Barat, dan Jepang. Riaet itu terutama
ditujukan untuk membuktikan daya bahan
sinroc yang tinggi.
Yaitu tidak akan melepaskan kan dungan-kandungannya karena tekanan dan air tanah
pada suhu tinggi. Dalam hal ini banyak
peneliti yang percaya bahwa) kemampuan sinroc jauh lebih unggul
daripada "kaca borosilikat"
yang sudah dikenal lebih dahulu.
Prof. Ringwood mengatakan bahwa dalam air
mineral mineral tersebut biaa tertahan dalam berbagai kondiai geologia dan biokimiawi sampai 200 juta tahun. Dari
percobaannya, maka unLuk unsur-unsur seperti uranium, sinroc memiliki
daya tahan untuk tidak luluh 10.000 kali lebih kuat daripada kaca borCsilikat.
Sedangkan terhadap limbah radioaktif tingkat
tinggi (Cs dan Sr) 500-1000 kali lebih tahan dalam suhu dan tekanan
tinggi.
Cara mengatasi limbah
dangan sinroc
ialah mengubur tabung-tabung yang
beriai sinroc
dalam lubang-lubang
sedalam4 km. Bagian atas lubang
diaumbat kuat setebal 1,5 km. Satu lubang akan dapat
menampung limbah dari 80 tenaga nuklir dalam waktu setahun. Penguburan limbah radioaktif di
lubang yang dalam akan
meminimkan masuknya air tanah ke limbah tersebut sehingga mencegah masuknya bahan radioaktif
ke biosfer.
Akhirnya Prof. Ringwood yakin bahwa
paduan antara bentuk limbah sepertii sinroc dan lubang pengeboran yang dalam
merupakan strategi yang aman dan mullah dipahami setiap orang.
Soal-soal latihan
1. Teliti paragraf I bacaan di atas.
Berdasarkan pemahaman Anda, gagasan pokok paragraf
I di atas adalah ....
A. timbulnya masalah limbah radioaktif di
-negara-negara maju.
B. timbulnya masalah limbah radioaktif di
negara-negara yang membuat born nuklir.
C. timbulnya masalah
limbah radioaktif akibat penggunaan teknologi nuklir.
D. timbulnya masalah limbah pada abad XX.
2. Berdasarkan pemahaman Anda, gagasan pokok paragraf II di atas yang sebenarnya adalah ....
A. sinroc sebagai penyelesaian masalah radioaktif.
B. sinroc sebagai campuran limbah radioaktif.
C. sinroc sebagai alat pemecah masalah radioaktif.
D. sinroc sebagai alternatif pernecahan masalah
limbah radioaktif
3. Kalimat (3) paragraf I. Berdasarkan penafsiran
Anda, kalimat ini mengandung pengertian bahwa ....
A. limbah radioaktif berbeda
polusinya dangan limbah lain.
B. limbah radioaktif
mempunyai volume yang berbeda dangan limbah lain.
C. limbah radioaktif
mempunyai ciri khusus yang berbeda dangan limbah industri lainnya.
D. limbah radioaktif memiliki kadar bahaya.
4. Pahami dangan baik gagasan yang tertuang
pada kalimat (2), (3) dan kalimat (4) pada
paragraf II. Berdasarkan pemahaman
Anda, bagian limbah radioaktif dari sebuah lempengan sinroc yang benar adalah ....
A. setengah bagian dari
daya tampungnya.
B. setengah bagian dari
daya muatnya.
C. seperlima bagian dari daya beratnya.
D. seperlima bagian dari daya muatnya.
5. Teliti kembali
paragraf II. Berdasarkan
pemahaman Anda, sifat-sifat sinroc
yang benar adalah ....
A. keras seperti logam berbentuk pipih.
B. keras seperti batu karang dan berbentuk pipih.
C. keras seperti tanah Hat berbentuk gumpalan.
D. lunak seperti karet berbentuk lonjong.
6. Berdasarkan pemahaman
Anda, tentang keseluruhan bacaan di atas, bagaimana kesan Anda tentang suasana sebelum
sinroc ditemukan?
A. Ada kebingungan di kalangan ahli nuklir.
B. Ada kekecewaan di kalangan ahli nuklir.
C. Ada rasa frustasi di kalangan ahli nuklir.
D. Ada ketidakpiiasan di kalangan para ahli nuklir.
7. Teliti kembali kalimat (3) paragraf III.
Berdasarkan penafsiran Anda, kalimat ini mengandung
pengertian bahwa limbah
radioaktif yang ada dalam lempengan sinroc...
A. telah aman sama sekali bagi kehidupan.
B. masih dicurigai bahayanya bagi kehidupan.
C. telah cukup aman bagi kehidupan.
D. masih sangat berbahaya bagi kehidupan.
8 Teliti paragraf IV.
Berdasarkan penafsiran Anda, mengapa Inggria, Amerika, Kanada, Jerman Barat, dan Jepang
bersungguh-sungguh menguji daya tahan
sinroc ?
A. Karena negara tersebut negara maju.
B. Karena negara tersebut masuk dalam satu blok.
C. Karena negara tersebut yang paling banyak memilikil imbah radioaktif.
D. Karena negara tersebut membuat bom nuklir.
9. Teliti kembali kalimat (5) paragraf IV.
Berdasarkan penafsiran Anda, yang dimaksud dangan
kaca borosilikat adalah ....
A. alat penyimpan limbah radioaktif sebelumnya.
B. sejenia alat pemusnah limbah radioaktif.
C. sejenia alat penetral radioaktif.
D. nama sejenia kaca.
10. Teliti paragraf IV.
Berdasarkan pemahaman Anda, gagasan pokok yang
tertuang pada paragraf IV adalah ....
A. usaha mempertahankan kelebihan sinroc.
B. usaha mempertahankan kekuatan sinroc.
C. usaha menguji kekuatan sinroc.
D. usaha menguji
kelebihan sinroc
Jawablah
pertanyan berikut dengan benar berdasarkan bacaan “BATU KARANG TIRUAN PENYIMPANLIMBAH RADIOAKTIF”!
- Temukan dan tulislah ide pokok tiap paragraf pada bacaan di atas!
- Cari dan tulislah informasi yang merupakan fakta dan pendapat!
- Buatlah ringkasan isi bacaan di atas kendalam beberapa kalimat!
SILABUS
Nama Sekolah : SMA /MA....
Mata Pelajaran : Bahasa
Indonesia
Kelas : X
Semester : 1
Standar Kompetensi : Membaca
3. Memahami berbagai teks bacaan nonsastra dengan berbagai
teknik membaca
Kompetensi Dasar
|
Materi Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Indikator
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber/
Bahan/Alat
|
3.1 Menemukan ide pokok
berbagai teks nonsastra dengan teknik
membaca cepat (250 kata/menit)
|
Membaca
cepat
· Teks
nonsastra
· Teknik membaca cepat
· Rumus
membaca cepat
· Fungsi
membaca cepat
|
·
Membaca cepat teks tentang kesenian daerah (lenong, wayang golek,
ketoprak, dll)
· Menemukan
ide pokok paragraf dalam teks
· Membuat ringkasan isi
teks dalam beberapa kalimat.
· Membahas ide pokok dan ringkasan isi
|
·
Membaca cepat teks dengan kecepatan 250 kata/menit
· Menemukan
ide pokok
paragraf dalam teks
·
Membuat ringkasan isi teks dalam beberapa kalimat yang runtut
|
Jenis
Tagihan:
·
tugas individu
·
ulangan
Bentuk
Tagihan:
·
uraian bebas
·
pilihan ganda
|
4
|
Media massa/ koran/ majalah/
internet
Buku yang berkaitan dengan budaya setempat
|
3.2 Mengidentifi-
kasi ide pokok
teks nonsastra
dari berbagai
sumber melalui
teknik
membaca
ekstensif
|
Teks nonsastra dari
berbagai sumber
· Ide
pokok tiap paragraf
· Ide
pokok dari berbagai sumber
· Fakta
dan opini
· Ringkasan
isi
|
· Membaca teks berita/ artikel (lenong, wayang golek, ketoprak, randai, dll)*
·
Mengidentifikasi ide pokok tiap paragraf
·
Menuliskan kembali isi bacaan secara ringkas
·
Mendiskusikan ide pokok dan ringkasan isi
|
·
Mengidentifikasi ide
pokok tiap paragraf
·
Menuliskan kembali isi bacaan
secara ringkas dalam beberapa kalimat
· Mengidentifikasi fakta dan pendapat
|
Jenis
Tagihan:
·
tugas kelompok
·
tugas individu
·
ulangan
Bentuk
Instrumen:
· uraian
bebas
· pilihan
ganda
|
4
|
Media massa/ koran/ majalah/
internet
|
Catatan :
·
jumlah jawaban yang benar x 100%
jumlah
soal
jumlah kata yang dibaca x %
pemahaman bacaan = jumlah kata per menit
waktu
tempuh baca (detik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar