Kreativitas
adalah kemampuan untuk mencipta / berkreasi. Sebagian orang beranggapan bahwa
kreativitas adalah kemampuan untuk menghasikan gagasan baru atau wawasan segar.
Definisi sederhana dari kreativitas adalah sebuah proses untuk menghasilkan
sesuatu yang tidak berkembang secara alamiah atau tidak dibuat secara biasa. Kreativitas
adalah sebuah kemampuan untuk meninggalkan kebiasaan lama yang kaku / monoton.
Kreativitas adalah kemampuan individu untuk mengandalkan keunikan dan
kemahirannya untuk menghasilkan gagasan baru dan wawasan baru yang sangat
bernilai bagi individu tersebut.
Banyak buku yang membahas tentang kreativitas, penulis akan
menyampaikan beberapa pendapat para ahli tentang kreativitas yang penulis kutip
dari berbagai sumber:
1. Kreativitas
adalah pengalaman mengekpresikan dan mengaktualisasikan identitas individu
dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan
dengan orang lain. (Clark Moustatis)
2. Kreativitas
merupakan kemampuan untuk memberi gagasan baru yang menerapkannya dalam
pemecahan masalah. (Conny R. Semiawan).
3. Kreativitas
adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi,
dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk
mengekpresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme (Rogers).
4. Kreativitas
adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya:
- (1) Baru (novel): inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh, mengejutkan.
- (2) Berguna (useful): lebih enak, lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik/ banyak.
- (3) Dapat dimengerti (understandable): hasil yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu. (David Campbell: 1986)
Dari beberapa uraian definisi di atas dapat dikemukakan bahwa
kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu
yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun
kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda
dengan apa yang telah ada sebelumnya. Pengertian kreativitas menunjukkan ada
tiga tekanan kemampuan yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengkombinasikan,
memecahkan/menjawab masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif
(Utami Munandar: 2002).
Mengapa Kreativitas Itu Penting?
Dalam kehidupan ini kreativitas sangat penting, karena
kreativitas merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses
kehidupan manusia. Kreativitas manusia melahirkan pencipta besar yang mewarnai
sejarah kehidupan umat manusia dengan karya-karya spektakulernya. Seperti Bill
Gate si raja microsof, JK Rolling dengan novel Harry Potternya, Andrea Hirata penulis buku best seller laskar pelangi, penyanyi dengan
suara khas Ebiet G.Ade, pencipta lagu Mely Guslow, Seniman musik tiga zaman
Titik Puspa, Sutradara penuh bakat Garin Nugroho, dan lain-lain. Apa yang
mereka ciptakan adalah karya orisinil yang luar biasa dan bermakna, sehingga
orang terkesan dan memburu karyanya.
Kreativitas tidak hanya sekedar keberuntungan tetapi
merupakan kerja keras yang disadari. Kegagalan bagi orang yang kreatif hanyalah
merupakan variabel pengganggu untuk keberhasilan. Dia akan mencoba lagi, dan
mencoba lagi hingga berhasil. Orang yang kreatif menggunakan pengetahuan yang
kita semua memilikinya dan membuat lompatan yang memungkinkan, mereka memandang
segala sesuatu dengan cara-cara yang baru. Gordon Dryden (2000: 185) dalam buku Revolusi Cara Belajar mengatakan bahwa, ” Suatu ide adalah kombinasi baru dari
unsur-unsur lama. Tidak ada elemen-elemen baru. Yang ada hanyalah
kombinasi-kombinasi baru”.
Kreativitas adalah daya cipta dan kemampuan untuk menciptakan
sesuatu dari tidak ada menjadi ada. Biasanya, kreativitas akan memunculkan
inovasi, yaitu kemampuan untuk memperbaharui hal-hal yang telah ada. Bila
kreativitas itu daya atau kemampuan, maka inovasi itu hasil atau produk.
Dalam buku psychology and life yang dikarang oleh Richard J. GerriG, dan Philip
G.Zimbardo (2004), dituliskan bahwa:
Before we leave the area of intelligence and its assessment, we
wish to turn to the topic of creativity. Creativity is an individual’s ability
to generate ideas or products that are both novel and appropriate to the
circumstances in which they were generated (Sternberg & Lubbart, 1999).
Consider the invention of the wheel. The device was novel because no one before
its unknown inventor had seen the application of rolling objects. It was
appropriate because the use to which the novel object could be put was very
clear. Without appropriateness, new ideas or objects are often considered
strange or irrelevant.
Kreativitas begitu penting dalam hidup manusia. Kenapa? Tanpa
kreativitas kita akan larut dan tergilas roda perubahan. Tanpa kreativitas kita
tidak akan mampu bertahan menghadapi perubahan yang semakin cepat.
Pada dasarnya, kita semua kreatif. Selama manusia bisa
berpikir dengan baik, maka dia kreatif. Kreatif tidak lebih dari proses
berpikir dalam menghasilkan sesuatu. Menghasilkan bukan berarti dari yang tidak
ada menjadi ada, kita bisa menghasilkan bentuk baru, format baru, bahan baru,
dan sebagainya yang “baru”. Bahkan ada yang mengatakan bahwa kreativitas adalah
suatu perjalanan menemukan sesuatu yang belum ditemukan oleh orang lain.
Menurut para ahli, seseorang yang kreatif selalu melihat
segala sesuatu dengan cara berbeda dan baru, dan biasanya tidak dilihat oleh
orang lain. Orang yang kreatif, pada umumnya mengetahui permasalahan dengan
sangat baik dan disiplin, biasanya dapat melakukan sesuatu yang menyimpang dari
cara-cara tradisional. Proses kreativitas melibatkan adanya ide-ide baru,
berguna, dan tidak terduga tetapi dapat diimplementasikan.
Sekarang ini hampir setiap orang mulai dari orang awam,
pemimpin lembaga pendidikan, manajer perusahaan sampai dengan pejabat
pemerintah berbicara tentang pentingnya kreativitas dikembangkan di sekolah,
dituntut dalam pekerjaan, dan diperlukan untuk pembangunan. Harus diakui
bahwa memang sukar untuk menentukan satu definisi yang operasional dari
kreativitas, karena kreativitas merupakan konsep yang majemuk dan multi
dimensional.
Bagaimana membentuk jiwa yang kreatif?
INSPIRASI
Ini adalah tahap membangkitkan gagasan sebanyak-banyaknya tanpa kritik, bebas hambatan dan spontan. Dalam membangkitkan gagasan, dibutuhkan improvisasi sehingga kita akan memperoleh banyak gagasan yang akan kita tuangkan.
KLARIFIKASI
Tahap ini proses menemukan arah tujuan kita dan menemukan makna tujuan yang sedang kita kerjakan. Dalam proses klarifikasi ini tidaklah mudah, karena kita harus focus pada detail, karena”gambaran besar” dari gagasan dapat dengan mudah hilang begitu saja dari pandangan kita.
DISTILASI
Gagasan dari tahap insiprasi kemuadian setelah dilihat secara detail diproses klarifikasi. Maka gagasan yang terbaik akan dipilih untuk pengembangan lebih lanjut melalui analisa SWOT dan penilaian dengan kepala dingin. Dalam proses distilasi ini yang perlu kita perhatikan bahwa kita harus berpikir positif, strategis dan berani.
PERSPIRASI
Ini adalah pekerjaan sesungguhnya yang dilakukan! Karena kita telah memutuskan apa yang menjadi focus kita dalam mengerjakan sesuatu. Dalam proses ini, yang perlu kita perlukan dalam sikap diri kita adalah tidak mengenal menyerah, tanpa kritik, antusias dan reponsif
INKUBASI
Beberapa gagasan membutuhkan waktu untuk “menetas” dan melihat kesulitan dan ketidakpastian sebagai tanda kegagalan. Oleh karena itu dalam mewujudkan gagasan kita tidak perlu buru-buru dan yang terpenting adalah kita harus yakin.
EVALUASI
Dalam upaya meningkatkan hasil yang lebih baik, maka proses ini merupakan proses yang sangat penting sekali. Apa yang sudah kita lakukan, tidak hanya dilihat dari kelemahan tetapi juga dilihat dari kesuksesan. Dua unsure itu harus kita evaluasi bersama-sama. Dalam evaluasi ini perlu dilibatkan orang-orang yang terlibat dalam proses keberhasilan gagasan tersebut dengan meminta saran dan kritik.
id.shvoong.com/.../1846763-kreativitas-dalam-memaksimalkan-potensi-dir
Berikut ini adalah tahap-tahap yang dilalui untuk menghasilkan suatu kreativitas:
1. Tahap penyelidikan, yaitu tahap dimana seseorang terlebih dahulu harus menyelidiki atau menjelajahi semua aspek dari suatu permasalahan yang membutuhkan kreativitas. Pertanyaan-pertanyaan yang mesti dijawab oleh seorang kreator, adalah: Apa masalah yang sebenarnya? Apa penyebab dari timbulnya masalah tersebut? Apa saja faktor yang mempengaruhinya? Siapa yang berperan?, dan sebagainya. Intinya di sini adalah pengenalan. Seorang kreator harus menguasai ruang lingkup suatu masalah.
2. Tahap penemuan, yaitu suatu tahap
dimana si kreator mulai menemukan dan menginventarisir semua faktor yang
mungkin dapat dijadikan sebagai alternatif atau solusi pemecahan, dan juga
menemukan berbagai alat, metode, atau sarana serta mendata semua kekuatan yang
dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan suatu masalah atau menghasilkan sebuah
ide.
Contoh, untuk mengatasi masalah anggota yang kurang komitmen terhadap amanah jamaah atau bahkan senang ‘mendua hati’, apa saja yang bisa dilakukan? Setelah mengetahui akar masalah, yakni kurangnya ta’liful qulub antar anggota, maka seorang pemimpin dari jama’ah tersebut, menginventariskan semua kekuatan yang dimiliki dan membandingkannya dengan jama’ah-jama’ah lain. Dalam ilmu manajemen organisasi, proses penemuan ini sering menggunakan apa yang disebut sebagai brainstorming dan analisis SWOT.
Contoh, untuk mengatasi masalah anggota yang kurang komitmen terhadap amanah jamaah atau bahkan senang ‘mendua hati’, apa saja yang bisa dilakukan? Setelah mengetahui akar masalah, yakni kurangnya ta’liful qulub antar anggota, maka seorang pemimpin dari jama’ah tersebut, menginventariskan semua kekuatan yang dimiliki dan membandingkannya dengan jama’ah-jama’ah lain. Dalam ilmu manajemen organisasi, proses penemuan ini sering menggunakan apa yang disebut sebagai brainstorming dan analisis SWOT.
3. Tahap Pemilihan, yaitu tahap dimana seorang kreator memilih satu atau beberapa alternatif terbaik yang dianggap memungkinkan untuk dilaksanakan.
4. Tahap Pelaksanaan, yakni tahap pengimplementasian atau penerapan dari solusi atau ide atau gagasan yang dipilih. Yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah kesesuaian antara rencara dan pelaksanaan. Yang dimaksud dengan kesesuaian di sini adalah sejauh mana rencana atau solusi atau ide yang dipilih itu sesuai dengan kondisi riil atau permasalahan pokok dari ide tersebut. Sementara efisiensi dari alternatif itu sendiri baru bisa diketahui melalui evaluasi pasca lahirnya dan dilaksanakannya suatu ide atau gagasan.
7 Hambatan Kreatif
1. Rasa Takut “Mengapa kamu tidak mencoba cara baru saja
untuk menyelesaikan pekerjaan ini dengan lebih cepat ?”. “Ah, saya takut gagal.
Kalau saya gagal atau salah, saya pasti dimarahi, bos! Jadi lebih baik saya
kerjakan saja sesuai dengan yang diperintahkan”. Yah, rasa takut gagal, takut
salah, takut dimarahi, dan rasa takut lainnya sering menghambat seseorang
untuk berpikir kreatif. Tahukah Anda bahwa Abraham Lincoln sebelum menjadi
presiden, berkali-kali kalah dalam pemilihan sebagai senator dan juga presiden
?. Tahukah Anda bahwa Spence Silver (3M) yang gagal menciptakan lem kuat,
akhirnya menemukan ‘post-it’ notes ?.
2. Rasa Puas “Mengapa saya harus coba sesuatu yang baru ?. Dengan begini saja saya sudah nyaman”. “Saya sudah sukses. Apa lagi yang harus saya cemaskan ?”. Ternyata bukan masalah saja yang bisa menjadi hambatan. Kesuksesan, kepandaian dan kenyamananpun bisa jadi hambatan. Orang yang sudah puas akan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman dengan kondisi yang dijalaninya seringkali terbutakan oleh rasa bangga dan rasa puas tersebut sehingga orang tersebut tidak terdorong untuk menjadi kreatif mencoba yang baru, belajar sesuatu yang baru, ataupun menciptakan sesuatu yang baru. Apple Computer yang pernah menjadi nomor satu sebagai produsen komputer, pernah tergilas oleh para pemain baru di industri ini karena Apple telah terpaku pada keberhasilannya sebagai yang nomor satu, sehingga menjadi lengah untuk menawarkan sesuatu yang baru pada target pasar sampai perusahaan ini terhenyak dengan munculnya pesaing yang berhasil menggeser kedudukan Apple. Namun, belajar dari kesalahan, Apple berusaha bangkit kembali dengan produk-produk baru andalan mereka.
3. Rutinitas Tinggi “Coba-coba yang baru ?, Aduh mana sempat ?. Pekerjaan rutin saja tidak ada habishabisnya”. Apakah kalimat ini pernah Anda ucapkan ?. Jika ya, berarti rutinitas pernah menjadi hambatan bagi Anda untuk memanfaatkan kemampuan Anda untuk berpikir kreatif. Mungkin Anda perlu menyisihkan waktu khusus untuk mengisi ‘kehausan’ Anda akan kreativitas, misalnya baca buku tiap minggu (anda bisa menemukan ide brilian yang bisa Anda adaptasi, atau perbaiki), perluas lingkungan sosial Anda dengan mengikuti perkumpulan-perkumpulan di luar pekerjaan Anda (siapa tahu Anda bertemu dengan orang-orang yang bisa mendukung Anda ke jenjang sukses). Tahukah Anda bahwa Mariah Carey sengaja menyisihkan waktu dari kegiatan rutinnya sebagai penyanyi latar untuk memperluas pergaulannya ?. Mariah berusaha masuk ke lingkungan pergaulan para petinggi di dunia musik internasional sebelum akhirnya bertemu dengan produser musik yang bersedia mensponsori album pertamanya yang langsung menjadi hit dunia ?.
4. Kemalasan Mental “Untuk mencoba yang baru berarti saya harus belajar dulu. Aduh, susah. Terlalu banyak yang harus saya pelajari. Biar yang lain saja yang belajar”. “Memikirkan cara lain ?, Wah, sekarang saja sudah banyak yang harus saya pikirkan. Lagipula memikirkan cara baru bukan tugas saya, biarlah atasan saya saja yang memikirkannya”. Ini merupakan beberapa contoh kemalasan mental yang menjadi hambatan untuk berpikir kreatif. Tidak heran jika orang yang malas menggunakan kemampuan otaknya untuk berpikir kreatif sering tertinggal dalam karir dan prestasi kerja oleh orang-orang yang tidak malas untuk mengasah otaknya guna. memikirkan sesuatu yang baru, ataupun mencoba yang baru. Tahukah Anda bahwa Thomas Alva Edison tidak berhenti berusaha untuk memikirkan cara yang lebih baik dari eksperimen sebelumnya sampai puluhan kali sebelum akhirnya ia menemukan lampu pijar ?. Bayangkan apa yang akan terjadi jika pada kegagalan pertama, Edison malas berpikir untuk mengasah kreativitasnya dan melanjutkan ke eksperimen-eksperimen berikutnya ?.
5. Birokrasi “Saya bosan menyampaikan ide lagi. Ide saya yang enam bulan lalu saya sampaikan, belum ada kabarnya apakah diterima atau tidak ?”. Seringkali karyawan atau pelanggan mengeluh karena ide atau usulan mereka tidak ditanggapi. Hal ini bisa saja terjadi karena proses pengambilan keputusan yang lama, atau karena proses birokrasi yang terlalu berliku-liku. Kondisi seperti ini sering mematahkan semangat orang untuk berkreasi ataupun menyampaikan ide dan usulan perbaikan. Biasanya semakin besar organisasi, semakin panjang proses birokrasi, sehingga masalah yang terjadi di lapangan tidak bisa langsung terdeteksi oleh top management karena harus melewati rantai birokrasi yang panjang. Belajar dari pengalaman dan hasil studi di bidang manajemen, banyak organisasi dunia yang sekarang memecah diri menjadi unit-unit bisnis yang lebih kecil untuk memperpendek birokrasi agar bisa lebih gesit dalam berkreasi menampilkan ide-ide segar bagi para pelanggan ataupun dalam kecepatan mendapatkan solusi.
6. Terpaku pada masalah Masalah seperti kegagalan, kesulitan, kekalahan, kerugian memang menyakitkan. Tetapi bukan berarti usaha kita untuk memperbaiki ataupun mengatasi masalah tersebut harus terhenti. Justru dengan adanya masalah, kita merasa terdorong untuk memacu kreativitas agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif. Tahukah Anda bahwa Colonel Sanders menghadapi kesulitan dalam menjual resep ayam goreng tepungnya ?. Namun, ia tidak terpaku pada kesulitan tersebut, ia memanfaatkan kreativitasnya sampai akhirnya ia mendapat ide untuk menggunakan sendiri resep tersebut dengan mendirikan restoran cepat saji dengan menu utama ayam goreng tepung. Idenya ini terbukti manjur membukukan suksesnya sebagai salah satu pebisnis waralaba terbesar di dunia.
7. “Stereotyping” Lingkungan dan budaya sekitar kita yang membentuk opini atau pendapat umum terhadap sesuatu (stereotyping) bisa juga menjadi hambatan dalam berpikir kreatif. Misalnya saja pada zaman Kartini, masyarakat menganggap bahwa sudah sewajarnyalah jika wanita tinggal di rumah saja, tidak perlu pendidikan tinggi, dan hanya bertugas untuk melayani keluarga saja, tidak usah berkarir di luar rumah. Apa jadinya jika wanitawanita hebat seperti Kartini, Dewi Sartika, Tjut Njak Dhien menerima saja semua pandangan umum yang berlaku di masyarakat saat itu ?. Mungkin Indonesia tidak akan pernah menikmati jasa yang diperkaya oleh keterlibatan para wanita profesional, misalnya : mendapatkan layanan dokter wanita, menikmati kreasi arsitek dan seniman wanita, mendapatkan hasil didikan guru wanita, mengirim diplomat wanita sebagai duta Indonesia, atau bahkan dipimpin oleh seorang presiden direktur, bahkan presiden (pimpinan negara) wanita. Kreativitas memang masih harus ditunjang dengan senjata sukses lainnya. Tetapi, orang yang memiliki dan bisa mengoptimalkan kreativitas mereka bisa menggeser mereka yang tidak memanfaatkan kreativitas mereka. Lalu, bagaimana jika Anda mengalami hambatan untuk mengoptimalkan kreativitas Anda ?. Tidak perlu panik. Kenali hambatannya, atasi, dan ambil tindakan untuk mengasah kembali kreativitas Anda. Kreativitas itu ibarat sebuah intan, semakin diasah semakin berkilau. Jadi sudah siapkah Anda untuk membuat kreativitas Anda agar semakin berkilau ?.Oleh : Prof. Roy Sembel
Yusuf
Yudi Prayudi
Hambatan Untuk Menjadi Kreatif
Menurut Robert W Olson dalam bukunya Seni
Berfikir Kreatif, terdapat sejumlah hambatan untuk menjadi kreatif.
1.Kebiasaan. Kalau kita mau menelaah,
sebenarnya sebagian besar aktivtas kehidupan kita bersumber dari kebiasaan.
Dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali isinya adalah aktivitas yang
sifatnya adalah kebiasaan. Kebiasaan pada umumnya dianggap sebagai hal yang
tidak kreatif karena kebiasaan adalah
sebuah reaksi dan respon yang telah kita pelajari untuk bertindak secara
otomatis tanpa berfikir terlebih dahulu. Dengan kebiasaan ini maka kita akan
otomatis makan siang setelah jam 12 siang walaupun perut tidak terasa lapar,
tidur jam 10 malam walaupun tidak merasa ngantuk. Ilustrasi : Lipatlah tangan anda dan letakkan
di dada. Tangan manakah yang berada diatas..? Tangan kanan ataukah tangan
kiri..? Secara reflek saya akan meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri.
Cobalah ubah, ternyata mengubah sebuah kebiasaan cukup sulit juga. Ilustrasi
lain, ambillah 6 tusuk gigi, coba buatlah 4 buah segitiga dengan 6 tusuk gigi
tersebut. Bagaimana hasilnya…? Solusinya adalah Tetrahedron.
2.Waktu. Kesibukan adalah alasan klasik
mengapa orang tidak bisa kreatif, Tidak ada waktu. Menurut Henry Ford, "
Semakin banyak berfikir sebenarnya semakin banyak pula waktu yang anda
miliki". Sebenarnya menginvestasikan sedikit waktu dapat menajamkan
kreativitas sehingga pada akhirnya akan memberikan keuntungan dalam hal
menghemat waktu.
3.
Dibanjiri Masalah dan merasa tidak ada
masalah. Manusia pada prinsipnya adalah mahluk yang terus menerus
menghadapi masalah dan berusaha memecahkan masalahnya. Jika masalah dipecahkan
secara otomatis atau menurut kebiasaan maka kita tidak akan pernah mengenal
masalah tersebut dan merasa tidak pernah mempunyai masalah. Sebenarnya setiap
masalah menawarkan sebuah tantangan kreatif dan peluang diri kita untuk tumbuh
lebih kreatif.
4.
Takut gagal. Hidup tidak akan diisi dengan kegagalan bila : selalu
menyesuaikan diri, menggunakan gagasan yang telah terbukti berhasil, berjalan
pada lorong yang sama yang telah dirintis. Namun sesungguhnya bila itu yang
kita ikuti, kita sebenarnya telah gagal jadi manusia. Kita tidak tumbuh menjadi
manusia kreatif yang mampu hidup diluar kebiasaan-kebiasaan lama dan nalurinya.
Menurut Dr. Land (penemu kamera polaroid), " Salah satu aspek penting dari
kreatifitas adalah tidak takut gagal. Para ilmuwan telah berhasil membuat
eksperimen dan berulang kali gagal sebelum akhirnya mereka menemukan hasil yang
meraka inginkan ". Dan sesungguhnya berapa banyak kemudahan hidup yang
kita rasakan sekarang ini berawal dari kegagalan-kegagalan tersebut.
unsur-unsur kreativitas adalah :
Intelegensi,
afektif, motivasi, kognitif, ide, estetika, komunikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar